Berbeda dengan Nathan yang meningkatkan kewaspadaan Marissa justru menyusun rencana yang semakin matang, dia yakin untuk menyingkirkan siapapun orang yang menghalangi niatnya.
Wanita itu memberikan ruang dan juga jeda untuk Nathan menikmati hari-harinya bersama sang istri, tapi bukan berarti wanita itu membiarkan Nathan serta istrinya lolos begitu saja rasa sakit hati yang dirinya rasakan serta penghinaan yang terus-menerus dia terima dari Nathan dan juga Riska membuatnya menaruh dendam serta benci pada keluarga Mahendra.
Senyum miring wanita itu tersemat di wajahnya yang kini terlihat menahan amarah sambil membayangkan setiap penolakan dari pria yang dulu menjadi obsesinya.
"Inilah waktunya!" ujar Marissa sambil tertawa menyeramkan.
Dia memanggil seorang kurir yang akan mengantarkan paket cinta dirinya untuk Nathan dan juga Adelia, paket tersebut terbungkus dengan rapi bahkan lengkap dengan nama penerimanya.