Nathan memalingkan wajahnya ke arah lain karena dia terasa begitu kecewa akan sikap Riska yang beberapa bulan lalu memaksanya untuk menikahi Marissa, dia juga merasa menyesal atas tindakannya yang mau serta menyetujui penekanan mamahnya saat itu.
Nathan kali ini hanya mampu untuk berandai-andai, andai saja dirinya tidak menghabiskan malam panas bersama dengan Marissa hingga membuat wanita itu memiliki jalan untuk masuk ke dalam kehidupannya. Mungkin Marissa memang masuk dalam kehidupan dia dan juga sang istri tapi wanita itu tidak bisa masuk ke dalam hatinya karena sampai saat ini yang berkuasa dan bertahta dalam hatinya tetap Adelia.
"Sekarang mama puas?" tanya Nathan menatap Riska yang suda berkaca-kaca.
"Mama puas sudah menghancurkan kebahagiaanku? Apa dengan ini Mama juga sudah puas karena sekarang Adelia meninggalkanku bahkan aku juga tidak tahu di mana keberadaan istriku saat ini. Aku cemas, aku takut karena istriku tengah hamil sementara aku tidak tahu keberadaannya."