Adelia membekap mulutnya mencoba menyangkal kenyataan yang terpampang nyata di depan matanya. Pandangannya mengabur karena tertutup oleh air mata yang sudah mengumpul siap tumpah bahkan jika dirinya berkedip mungkin kristal bening itu akan menuruni lereng pipinya.
Kepala Adelia bergerak ke kiri dan kanan karena dirinya juga tidak percaya akan apa yang dirinya lihat di depan mata.
'Tidak mungkin!' ucapnya dalam hati sambil mencoba menahan Isak tangisnya agar tidak pecah di sana.
Bagaimana hatinya tidak sakit dan teriris ketika melihat Nathan suaminya mengunjungi unit apartemen perempuan yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi dirinya. Apalagi ketika dia melihat sambutan yang diberikan oleh wanita tersebut pada sang suami.
Apakah wanita itu tidak merasa malu jika saja ada orang lain yang melihat kelakuannya? Tapi Adelia lupa jika saat ini hari sudah begitu larut bahkan nyaris dini hari, tentu saja tidak akan ada orang yang melihatnya.