Memeriksa kaca spion aku, aku memindahkan truk ke sisi jalan dan meletakkannya di Park. Melepas sabuk pengamanku, aku berbalik dan bersandar di konsol. Aku memegang wajahnya dengan tanganku dan menempelkan bibirku ke bibirnya. Mendengar deskripsinya barusan, itulah yang terjadi setiap kali aku berada di dekatnya. Mengetahui bahwa dia merasakan hal yang sama, aku harus menciumnya. Aku butuh bibirku di bibirnya, seleranya di lidahku. Menunggu bukanlah pilihan.