Ethan menatap mamanya tak percaya, lantas berkata, "kenapa mama bicara seperti itu? Seharusnya mendoakan Ethan agar bahagia dengan keluarga baru Ethan!"
"Tentu saja Mama mendoakanmu! Tapi hal seperti itu bisa saja terjadi!" bela Dianne.
Ethan menghela napas berat, seraya memejamkan matanya sekilas. "Maaf, Mama. Tapi ini sudah keputusan Ethan, dan aku juga minta maaf karena tidak mematuhi perintah Mama untuk tetap di dalam kamar. Karena Ethan memiliki impian dan itu bisa aku dapatkan saat aku berbaur dengan masyarakat," jelas Ethan.
Dianne terdiam, ia tak lagi memegang tangan anaknya. Seberapa pun usahanya untuk membujuk Ethan tetap berada di panti asuhan, anak laki-laki bersurai biru gelap di depannya ini memang sudah memiliki tekad bulat sejak lama. "Baiklah, jika itu keputusanmu. Mama tidak bisa memaksa, tapi sepertinya Ethan tidak bisa bertemu lagi dengan Luke dan Gabriel," putus Dianne membuat netra Ethan membulat sempurna.
"Apa? Kenapa tidak boleh?!" protes Ethan.