Luke memandang lekat batu nisan bertuliskan nama kedua orang tuanya dengan tatapan sendu. Ia berjongkok lantas memegang batu nisan itu dengan tangan gemetar.
Robert tidak berbohong. Pria tua itu benar-benar memberikan alamat orang tua kandungnya meskipun Luke tidak bertemu secara langsung. Luke memeluk batu nisan sang ibu, isak tangisnya kembali terdengar begitu menyayat hati.
Gabriel menemani kakaknya di sana, matanya merah dan bengkak karena terlalu banyak menangis. Meskipun Gabriel tidak benar-benar ada di posisi Luke, tetapi ia tetap merasakan pedihnya kondisi kakak sulungnya saat ini. Sedangkan Casey tetap bergeming di ruang tamu bersama Margaret. Wanita paruh baya itu sibuk menyeka air matanya yang masih terus mengalir deras. Casey tak tahu harus berbuat apa, ia hanya mengelus punggung Margaret dengan lembut.
"Apa anda salah satu kekasih dari anak Wilson?" tanya Margaret menoleh pada Casey.