"Gwen," panggil Luke.
"Y—ya, Chris— maksud saya Tuan Luke?" sahut Casey gugup.
Luke memejamkan mata dan memalingkan wajahnya dari Casey membuat gadis itu sedikit bingung.
"Kau malah membuatku tidak konsentrasi," keluh Luke seraya menghirup iced vanila lattenya.
"Ma—maaf, saya memang tidak bisa berakting ...," ujar Casey memasang wajah sendu merasa tidak berguna untuk Luke.
"Bukan itu."
"Eh? Lalu apa, Tuan?"
Luke menghela napas, ia menggeleng cepat agar tidak lagi memikirkan sesuatu yang lain. "Tidak, lupakan."
Di sisi lain, ada seorang wanita yang sudah lama memperhatikan interaksi mereka. Raut wajahnya nampak dingin dan aura di sekitarnya sedikit gelap.
"Luke."
Luke sekaligus Casey menoleh ke asal suara. Kedua alis Luke terangkat setelah mengetahui siapa yang baru saja memanggilnya. "Oh, Irene. Ada apa?" tanya Luke.
"... kau berlatih dialog dengan asistenmu?" tanya Irene, tatapannya kini beralih pada Casey.