Erica masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat, raut wajahnya sangat masam dan penuh emosi. Orang tuanya yang menyambut dengan hangat sama sekali tak direspon olehnya. Ia melengos menuju kamar lalu membanting pintu dengan kencang. Gadis itu menjatuhkan dirinya ke ranjang, melempar bantal dan guling ke sana ke mari seraya berteriak kesal.
"Brengsek!" umpatnya.
Tidak lama dari itu, napasnya mulai kembali teratur. Ia bangun lalu mengambil secarik foto berisi seorang gadis. Erica tersenyum miring.
"Mark!" panggil Erica pada asisten pribadinya. Pria yang dipanggil tak butuh waktu lama lekas memasuki kamar nona mudanya.
"Ya, Nona," jawabnya sopan.
Erica memberikan foto itu pada Mark. "Selidiki orang ini. Aku ingin tahu semua hal tentangnya dan tidak boleh sedikit pun ada yang terlewat," perintah Erica. Foto yang dimaksud adalah Casey yang Erica potret secara diam-diam.
Mark dengan ragu mengambil foto tersebut. "Nona, apa kau akan melakukan—"