"Ngomong-ngomong, aku juga ingin memberitahu beberapa hal pada kalian," ujar Luke membuat suasana menjadi hening dan kembali menempatkan atensi pada pria itu. "Mulai detik ini Gwen berhenti menjadi pelayan," lanjutnya dengan tegas.
"Ah, itu sudah pasti, kan?" sahut Eric seraya mencomot kue kering lagi. "Lalu asisten? Dia tetap menjadi asistenmu?"
"Aku ingin Gwen tetap ikut denganku setiap bekerja, tapi itu tetap menjadi keputusanmya. Mungkin kau sudah lelah harus mengikuti jadwalku yang tidak teratur," jawab Luke seraya mengelus surai hitam calon istrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Tidak apa-apa, aku senang karena selalu bersamamu, Tuan," sahut Casey seraya tersenyum tipis.
"Tidak perlu bersikap formal lagi, semua orang juga sudah tahu kau calon istriku," larang Luke yang semakin gemas karena Casey masih saja memanggilnya begitu. Ia pun mencubit gemas hidung gadis itu.
"Argh, aku jadi rindu pacarku," cibir Eric menatap kesal kedua insan yang sedang kasmaran itu.
