"Karena ... saya menyukainya."
Luke terdiam, memandang wajah merah yang tersipu malu di depannya. Jika gadis itu menyukai ciuman yang telah mereka lakukan saat itu, maka ia pun merasakan hal yang sama. Luke melipat bibirnya ke dalam, menahan sesuatu yang mungkin akan melewati batas lagi.
Tidak, ia tidak boleh mencium pelayannya lagi. Luke belum bisa memberikan alasan kenapa dia melakukan hal itu.
"Ah, sebelumnya kau juga bilang jika kau menyukaiku," komentar Luke santai seraya kembali meneguk air putihnya.
"I—itu, saya hanya spontan!" sanggah Casey cepat.
"Jadi kau tidak menyukaiku?"
"Suka! Ma—maksud saya, suka itu memiliki banyak arti, jadi—"
"Banyak alasan," dengus Luke. Seketika Casey merutuk dalam hati karena sangat gugup dan sulit menjawab pertanyaan itu dengan benar. Padahal itu bukanlah soal ujian akademik kenapa pula ia sangat pusing.
Ah, karena yang sedang ia hadapi adalah Luke, pria dingin yang sulit ditebak.
