Gabriel mengangguk, lalu memberiku salah satu tatapan mengerikannya yang cenderung membuatku bingung. "Apa yang dimaksud dengan pekerjaanmu?"
Jari-jariku mengepalkan selimut, dan aku melingkarkan lenganku yang lain di pinggangku, berharap bisa mengurangi rasa sakit.
"Aku membersihkan mansion, menyiapkan minuman, dan mengambilkan makanan Pak Mazur untuknya." Aku benar-benar tidak mengerti pertanyaan Gabriel.
"Apakah kamu satu-satunya yang mengurus makanan dan minumannya?"
Kerutan di keningku semakin dalam. "Tidak. Agnes, pelayan lain, kadang-kadang akan membantu. "
"Jadi hanya kalian berdua yang menyentuh makanan dan minumannya?"
Kekhawatiran semakin mengental di dadaku. "Ya."
Gabriel mengangguk, tatapan tajamnya menembusku. "Mazur mempercayaimu."
Kotoran.
Sekarang aku mengerti alur pertanyaannya, dan aku telah melangkah tepat ke dalam jebakan sialan yang dia buat untukku.