Tess
Nikolas telah pergi beberapa saat, dan dengan semua orang bersiap-siap untuk pidato, aku pergi mencarinya.
Aku mendengar gumaman lembut dari ruang kerja dan mengintip ke dalam melalui pintu yang setengah terbuka, aku terkejut saat melihat Irene dan Nikolas. Sendiri.
"Tenang, aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu," aku mendengar gumaman Irene, suaranya serak penuh hasrat. Dia menyingkir ke sisi Nikolas, dan ketika dia tidak menjauh, jantungku mulai berdetak lebih cepat.
Melihat orang yang paling kutakuti, orang yang bertanggung jawab atas penderitaan bertahun-tahun, begitu dekat dengan pria yang mulai kucintai, merobek lubang di hatiku.
"Namun, aku benar-benar berpikir Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik. Seorang ratu sejati di sisimu."
Semuanya menjadi terlalu banyak ketika dia menjentikkan jarinya dengan menggoda ke lengannya. Kemudian matanya melirik ke arahku, senyumnya mengembang penuh kemenangan.
