"Terutama kamu kan?" tanya Nabila pada Tasya.
"Kalau iya memang apa masalah kalian?" tanya balik Tasya pada Verina dan Nabila.
"Ya udah, kalau emang iya masalah kamu apa?" pertanyaan yang dilontarkan Verina pada Tasya berhasil membuat Tasya kalah telak.
Setelah itu bel berbunyi dan semua siswa siswi masuk ke dalam kelas masing-masing. Ibu guru datang dan sudah melihat keberadaan dua siswi baru yang ada di kelas itu.
Verina dan Nabila diminta untuk memperkenalkan diri didepan kelas pada teman-teman baru mereka. Ibu guru itu bernama Rani, guru mata pelajaran matematika disekolah Raja.
Cantik, baik, sabar, dan sekali memberi hukuman langsung bisa membuat jera siswa siswinya.
"Perkenalkan diri kalian didepan," ucap Rani pada Verina dan Nabila.
"Iya Bu," sahut keduanya.
Siswa-siswi yang ada didalam kelas benar-benar mengagumi kecantikan dari kedua garis itu. Kecuali Tasya yang sangat tidak suka dengan kehadiran kedua teman barunya itu.
Tasya berpikir bahwa saingannya bertambah 2, Tasya mengetahui bahwa Aurel juga salah satu dari saingannya, namun dirinya tahu bahwa Aurel tidak menyukai Raja, maka dari itu dirinya tidak memasukkan Aurel dalam daftar saingannya untuk mendapatkan Raja.
"Selamat pagi semua, perkenalkan nama aku Verina, semoga bisa berteman baik dengan kalian semua," ujar Verina memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal Verina," ucap semuanya satu kelas.
"Pagi semua, perkenalkan nama aku Nabila, semoga bisa berteman baik dengan kalian semua," ujar Nabila memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal Nabila," ucap semuanya satu kelas pada Nabila.
Selesai memperkenalkan diri mereka masing-masing, mereka berdua kembali duduk di bangku dan mengikuti pembelajaran matematika di jam pelajaran pertama sampai pelajaran ke tiga.
Selama pembelajaran mereka berdua mengikuti dengan baik dan cukup mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan oleh Bu Rani pada mereka berdua dan satu kelas tentunya.
Verina ingin sekali bertemu dengan Aurel, namun Nabila enggan untuk memberitahu Aurel pada Verina. Tapi jika dia tidak menuruti apa yang diinginkan oleh Verina, maka Verina akan melakukannya sendiri, tepatnya mencari tahu tentang Aurel sendiri.
Takutnya Verina akan salah orang dan salah informasi jika tidak dia temani.
"Tunggu istirahat nanti," ucap Nabila pada Verina.
"Baiklah."
Setelah itu mereka kembali mengikuti jam pembelajaran sampai selesai dan istirahat pun tiba. Raja dan Riski saat ini berada di lapangan basket, tentunya Raja adalah kapten basket di sekolah.
Verina dan Nabila ke kantin bersama dengan Tasya, sebenarnya Tasya tidak mau bersama dengan Nabila dan Verina, namun dirinya harus menemani kedua siswi baru yang ada di sekolahnya itu atas utusan dari Bu Rani.
"Kantin ada disini, perpustakaan ada disebelah kantor guru, kalian tahu kantor guru kan?" tanya Tasya pada Verina dan Nabila.
"Tahu," jawab Nabila pada Tasya.
"Ya udah, aku mau ke lapangan basket," ujar Tasya pada Nabila dan Verina.
"Ngapain?" tanya Verina pada Tasya.
"Raja di sana kan jadi kapten tim basket, jadi kalau istirahat pasti ke lapangan," jawab Tasya pada Verina.
"Ya udah, lebih baik ke sana saja kamu," ucap Nabila pada Tasya.
Tasya kemudian melenggang pergi dari hadapan Verina dan Nabila, Verina kemudian mengajak Nabila untuk mencari tahu tentang Aurelia.
"Nanti saja Verina," ujar Nabila pada Verina.
"Sekarang Nabila," ucap Verina pada Nabila.
"Tapi,"
"Ya udah, aku sendiri saja, kamu makan di sini kalau sudah selesai susul aku atau ke kelas saja," sahut Verina memotong ucapan Nabila.
Nabila memutar kedua pasang manik matanya malas, dan kemudian memutuskan untuk mengikuti Verina saja. Baru saja mereka berjalan keluar kantin, Nabila mengetahui keberadaan Aurelia dan dirinya pun mengajak Verina untuk berhenti didepan kelas.
"Kok berhenti?" tanya Verina pada Nabila.
"Itu Aurel," jawab Nabila pada Verina sembari menunjuk pada Aurelia yang kini jalan bersama dengan sahabatnya.
Verina sekarang mengetahui Aurelia, gadis cantik yang disukai oleh Raja. Aurelia sangat cantik menurut Verina, kedua pasang manik mata yang cantik bulu mata yang lentik.
"Pantesan Raja suka, dia cantik banget," ucap Verina pada Nabila.
"Menurutku biasa saja," sahut Nabila pada Verina.
"Biasa saja? Nggak kalau menurutku," ujar Verona pada Nabila.
"Cantik kamu banget Verina, nyadar nggak sih?" tanya Nabila pada Verina.
"Cantikan dia Nabila, kamu masa nggak bisa lihat sih? Kalau dibanding sama aku ya kalah jauh lah," jawab Verina pada Nabila.
"Terserah," ucap Nabila pada Verina.
Verina kemudian melangkahkan kakinya bersamaan dengan Nabila menuju ke kantin kembali, sebab dirinya ingin mengetahui Aurelia dari dekat.
Nabila memesan makanan dan minuman sedangkan Verina duduk diam sembari memperhatikan Aurelia. Mbak yang ada di kantin tentunya penjual makanan dan minuman bertanya pada Nabila sebab baru pertama kali bertemu dengan Nabila.
"Kamu murid baru?" tanya perempuan itu pada Nabila.
"Iya mbak," jawab Nabila pada perempuan itu sembari tersenyum hangat.
"Cantik sekali, pindahan dari mana?" tanya perempuan itu pada Nabila.
"SMA Bangsa," jawab Nabila pada perempuan yang bernama mbak Ida.
"Ooo, sekolah sebelah ternyata, ini mbak sudah jadi makanannya," ujar mbak Ida pada Nabila sembari memberikan makanan yang dipesan oleh Nabila.
"Terimakasih," ucap Nabila pada mbak Ida.
Nabila membawa makanan pesanannya itu ke mejanya dan kemudian memberikan makanan juga pada Verina.
"Nama sahabatnya siapa itu?" tanya Verina pada Nabila.
"Kurang tahu aku," jawab Nabila pada Verina.
"Raja kalau ketemu Aurel di kantin kira-kira bagaimana?" tanya Verina pada Nabila.
"Nggak tahu aku," jawab Nabila pada Verina.
Setelah Verina bertanya seperti itu pada Nabila, Raja tiba-tiba datang dan Verina langsung memperhatikan Raja yang bertemu dengan Aurelia dikantin.
Raja terlihat hanya melirik Aurel sekilas dan kemudian mencari tempat duduk untuk makan bersama dengan Riski. Tasya tidak ikut sebab bersama dengan temannya di lapangan basket.
Raja sesekali memperhatikan Aurelia namun Aurelia sama sekali tidak menoleh padanya. Kemudian Raja salah fokus pada Verina dan Nabila yang ada di kantin sekolahnya.
"Verina dan Nabila?" gumam Raja dan terdengar oleh Riski.
"Mereka nggak ada disini, kangen ya?" tanya Riski pada Raja.
"Itu mereka," jawab Raja pada Riski sembari menunjuk pada Verina dan Nabila.
"Mereka di sini? Ngapain?" tanya Riski pada Raja.
"Mana aku tahu," jawab Raja pada Riski.
"Nabila," panggil Riski pada Nabila.
Nabila yang mendengar namanya dipanggil, dirinya pun menoleh ke belakang.
"Riski, Raja," ucap Nabila.
"Baru tahu ada mereka?" tanya Verina pada Nabila.
"Mereka baru sadar kalau ada kita," jawab Nabila pada Verina.
"Ngapain di sini?" tanya Riski pada kedua gadis itu.
"Kita pindahan," jawab Verina pada Riski.
"Pindahan? Sejak kapan?" tanya Riski pada Verina.
"Tadi," jawab Verina pada Riski.
Riski dan Raja saling melihat dan kemudian kembali menoleh pada Verina dan Nabila.
"Mereka kenapa pindah?" tanya Riski pada Raja.
"Tanya sama mereka, kalau tanya ke aku ya jawabannya tidak tahu," jawab Raja pada Riski.
"Sebentar," ucap Riski pada Raja.
Riski kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Verina dan Nabila untuk bertanya alasan kedua gadis cantik itu pindah sekolah. Verina sudah menduga bahwa pasti Riski dan Raja bertanya-tanya alasannya pindah sekolah apa.
Riski berdiri di samping tempat duduk Nabila dan kemudian bertanya pada Nabila dan juga Verina.
"Kalian beneran pindahan? Kalau iya, pindah karena apa?" tanya Riski pada Nabila dan Verina.