Chereads / Are you here? / Chapter 5 - Bab 5

Chapter 5 - Bab 5

Kembali di suatu masa. Tatkala rasa kebosanan melanda mereka bertiga, khususnya Agatha. Tinggal bersama Erick dan Aaron membuat dirinya bingung harus melakukan apa. Tidak ada permainan "Perempuan" yang biasa Agatha lakukan bersama rekan-rekan sepermainannya seperti yang sebelum-sebelumnya.

Kini hanya ada Aaron dan Erick, dengan menyandang status sebagai "Pria" yang berada di dekatnya. Lantas ia harus bermain apa untuk membasmi rasa bosan yang melanda? Apa iya, Aaron dan Erick bisa diajak kerja sama haha hihi membahas sesuatu tentang "Wanita"? Ah, Agatha rasa itu tidak mungkin. Bisa dipastikan, mereka berdua akan menolak dan memilih untuk bermain catur atau apapun yang berkaitan dengan lakik!

Lalu ia harus mengajak mereka bermain apa? Yang kiranya bisa membantu menghilangkan kebosanan yang melanda bak air di samudra lepas. Ia benar-benar bosan saat ini! Serius!

Sampai akhirnya, ide itu datang. Sebuah ide yang cukup brilian! Agatha yakin, baik Erick ataupun Aaron tidak akan berani menolak permainan ini. Ia cukup yakin, Erick dan Aaron tidak punya alasan bertele-tele untuk menolak idenya saat ini. Karena permainan itu sering Agatha mainkan bersama teman-temannya bahkan keluarganya dulu-sebelum perang terjadi-.

Keheningan yang terjadi beberapa menit yang lalu, mulai hilang. Suasana mulai menjadi ricuh tatkala Agatha mengeluarkan usul permainannya.

"Aha! Bagaimana kalau kita bermain masuk aman keluar resah?" usul Agatha beberapa saat kemudian.

"Hah?" spontan suara Erick dan Aaron terdengar.

Mereka bingung dengan usul permainan yang Agatha keluarkan barusan. Apa itu masuk aman keluar resah? Permainan macam apa itu? Kenapa nama permainannya aneh sekali. Bahkan cenderung asing di telinga Erick dan Aaron.

Agatha meringis, apakah ide permainannya akan ditolak? Lagian kenapa bisa Erick dan Aaron tidak tahu permainan itu? Permainan yang seru dan menantang-bagi Agatha-. Tak ingin membuang waktu, akhirnya Agatha menjelaskan cara bermain permainan masuk aman keluar resah. Ia juaga menceritakan sekilas asal muasal permainan itu.

Barulah usai Agatha menjelaskan teknis dan maksud permainan itu, Erick dan Aaron mengangguk takzim lantas terkekeh merutuki diri mereka sendiri yang tidak up to date dengan macam-macam permainan.

"Bilang aja sih mau main sembunyi-sembunyian. Nggak usah tuh pake nama aneh kayak gitu. Kita mana tau kan, kalau ada permainan kayak gitu. Udah ah, namanya jangan aneh-aneh. Kasih aja nama permainan sembunyi-sembunyian." tutur Erick kesal dan kemudian tertawa.

Maaf saja. Ia hanya tidak habis pikir dengan permainan Agatha tadi. Walaupun Agatha menjelaskan kalau permainan masuk aman keluar resah itu sedikit berbeda dengan permainan sembunyi-sembunyian yang Erick kenal, tapi Erick rasa kalau tujuannya sama persis dengan permainan sembunyi-sembunyian yang ia kenal Agatha tidak perlu menamai permainan itu dengan sebutan yang aneh-aneh, bukan? Jadi yaa wajarlah, kalau Erick dan Aaron sempat kaget mendengar usul permainan Agatha tadi, iya kan?

"Ish, tapi kan aku udah bilang daritadi wahai kak Erick yang agak lemot. Kalau permainan ini tuh agak beda sama permainan sembunyi-sembunyian itu. Makanya yaa wajar dong, kalau aku sama temen-temenku dulu ngasih nama kayak gitu? Lagian orang tuaku dulu nggak protes tuh waktu main itu." cibir Agatha.

"Dih, mana ada aku lemot. Pinter gini dibilang lemot." sahut Erick.

"Kak Erick tuh, lemot!"

"Bilang apa kamu barusan? Hah?"

Agatha menjulurkan lidahnya, "Lemot, kasian deh! Kak Erick lemot, kak erick lemot!"

"Sini kamu! Rasakan sumbatan biskuit yaya!" timpal Erick, menirukan nada yaya-tokoh perempuan di kartun favoritnya dulu-.

Aaron yang melihat perdebatan antara Erick dan Angela hanya bisa terkekeh kemudian tertawa. Lihatlah, tidak butuh waktu yang lama bagi mereka untuk mengakrabkan diri!

"Udah deh udah, berantem mulu kalian. Daripada berantem langsung main aja gimana? Biar cepet selesai, terus bisa langsung istirahat." ujar Aaron menengahi.

Refleks, Agatha menghela napasnya pelan. "Jadi sebenarnya, kak Aaron terpaksa mau main? Iyaa terpaksa? Hm?"

Aaron dan Erick spontan menjawab, "Iya." kemudian tertawa.

Agatha mencebikkan bibirnya, "Yaudah nggak usah main lah! Banyak drama mah kak Aaron sama kak Erick. Capek."

Setelah itu Agatha menghentakkan kakinya kesal, kemudian pergi meninggalkan Erick dan Aaron sendirian untuk ke kamar. Minat dirinya untuk bermain, menguap tak bersisa. Ia memilih kembali ke kamar untuk istirahat dan bermain dengan dirinya sendiri. Ntah akan bermain apa. Yang jelas ia sudah tidak memiliki minat bermain dengan Aaron dan Erick. Mereka memang meresahkan!

"Yah, ngambek deh. Haduh, susah ini mah susah. Gimana ngerayunya coba?" tanya Erick.

"Nggak tau, bingung juga. Lagian emang salah kita dimana? Kan nggak salah dong kalau jujur? Masa iyaa harus bohong?" sahut Aaron, balik bertanya.

Erick terkekeh, "Memang ya bang, wanita itu sulit dipahami."

"Ntar dulu deh, ntar. Ini nggak ada angin nggak ada apa, kalian berdua tiba-tiba jadi kompak manggil pake sebutan kak sama abang. Kenapa tuh?" tanyanya.

"Yailah malah muter arah. Ya wajar aja sih bang, kan udah sadar. Kalau ternyata memang kamu lebih tua di antara kita bertiga. Maaf ya bang, kalau sebelumnya nggak sopan. Oh iyaa, sekarang mending kita fokus nyari cara biar Agatha nggak ngambek lagi deh bang. Daripada daripadi ya kan?" usulnya.

"Iya deh ada benernya. Yaudah kita langsung temuin Agatha aja ke kamarnya."

Erick mengangguk, kemudian mengikuti Aaron yang keluar dari kamar. Saat keluar dari kamar, mereka bertemu Bibi Lisa yang baru saja selesai dari mengurus tanamannya.

"Mau kemana sayang? Nggak tidur? Nggak capek ta kalian?" tanya Bibi Lisa, saat menemui Aaron dan Erick yang berkeliaran di rumahnya.

"Hehehe, belum bi. Ini ada yang lagi ngambek, jadi mau dirayu dulu bentar biar nggak ngambek lagi." sahut Aaron.

Bibi Lisa menaikkan alisnya pertanda bahwa ia sedang bingung, "Siapa yang ngambek? Oh Agatha? Hayo kalian bikin nangis Agatha ya? Awas aja macem-macem sama dia. Bibi tutuk kalian."

"Maaf bi, maaf. Ada ribut kecil. Yaudah pamit dulu bi." ucap Erick langsung melengang bebas dan meninggalkan Aaron serta Bibi Lisa.

Melihat itu Aaron tak tinggal diam, ia pun pamit dan langsung menyusul Erick. Tibalah mereka di depan pintu kamar berwarna coklat yang berdiri kokoh. Aaron mengetuk pelan pintu di depannya.

Tok tok tok tok....

"Masuk."

Aaron membuka pintu di depannya. Bersama Erick ia memasang wajah cengiran khas mereka. Lantas menghampiri Agatha yang sedang asyik menulis sesuatu di buku yang ntah ia dapatkan darimana.

Agatha menaikkan salah satu alisnya, menatap Aaron dan Erick sebal. Ia masih merasa kesal dengan keduanya.

"Apa lagi, wahai Kak Aaron dan Kak Erick yang sangat menyebalkan? Kalian butuh apa? Udah sana, katanya mau istirahat." usir Agatha pada keduanya.

Aaron dan Erick menghela napas panjang, berusaha untuk sabar.

"Maaf yaa maaf. Maafin kita berdua."

"Nggak."

Dan perdebatan pun dimulai kembali.