Chereads / Serigala Putih [21+] / Chapter 8 - Pengalaman

Chapter 8 - Pengalaman

Suara ketukan pintu mulai terdengar, David mulai membukakan pintu secara perlahan. Mereka semua terdiam, memandang seorang lelaki tua mengenakan kemeja berdasi hitam di balik jas putih masuk ke dalam rumah. Beliau tersenyum ramah, kepada mereka semua lalu duduk si samping David.

"Tidak mungkin," gumam Alfred.

"Perkenalkan, beliau bernama Hornes Van Hensi," kata David memperkenalkan Sang Profesor.

"Wow! Anda Profesor Hornes yang terkenal itu," puji Stela.

"Terima kasih atas pujianmu gadis muda. Aku tidaklah sehebat itu," timbalnya dengan rendah hati. "Baiklah, seperti yang dikatakan oleh David. Namaku adalah Hornes Van Hensi dan aku adalah Werewolf seperti David."

Alfred dan Stela sedikit terkejut mendengarnya. Mereka tidak menyangka, bahwa Profesor Hornes adalah Werewolf. Keempat ras, sekarang sudah berkumpul di rumah David.

"Aku sempat mendengar, rencana kalian membentuk Asosiasi Dark Killer. Jadi, apa kalian sudah menentukan siapa yang akan menjadi ketuanya?"

"Sudah," jawab kompak Clara, Alfred dan Stela.

"Hah? Sudah? Kita saja baru pertama berkumpul," kata David terheran-heran.

"Jadi, siapa yang akan menjadi ketuanya?"

Mereka bertiga dengan kompak, menunjuk David. Sontak David sangat terkejut, melihat keputusan sepihak dilakukan oleh mereka bertiga. Pemuda itu melirik kesana-kemari, tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Hei! Kenapa harus aku?!"

"Kau yang membentuk dan memberi nama Asosiasi ini. Kau harus menjadi ketuanya bro," kata Alfred.

"Astaga!" timbal David, menepuk wajahnya sendiri sambil menggelengkan kepala.

"Good. David, sekarang tunjuklah seorang Wakil di antara mereka," ujar Profesor Hornes.

David menunjuk Clara sebagai wakilnya, Profesor Hornes diminta bekerja dibagian Riset dan informasi. Sedangkan Alfred dan Stela, sebagai anggota. Assosiasi Dark Killer, telah resmi di bentuk. Profesor Hornes, kembali menceritakan mengenai rencana Ketua Klan Serigala untuk mengubah manusia menjadi Werewolf. Untuk mengubah manusia menjadi Werewolf, dibutuhkan serum ciptaannya bernama Serum H1378.

Serum tersebut, rencananya akan disuntikkan pada tubuh manusia. Darka berencana, menciptakan sebuah misil khusus untuk menyebarkan serum tersebut melalui udara. Sayangnya, tempat Produksi dan riset bawah tanah selalu berpindah-pindah. Sehingga beliau, tidak tau di mana lokasi pastinya berada. Misi peringkat S, membuat mereka semua terdiam.

"Ngomong-ngomong, apa kalian semua memiliki pengalaman bertarung atau membunuh seseorang?" tanya Clara kepada mereka semua.

"Kalau aku, pernah membantai sekawanan perampok dan satu Werewolf tiga hari yang lalu, dalam wujud Werewolfku," jawab David.

"Itu benar! Dia sudah menyelamatkan keluargaku dari perampokan," sambung Stela meyakinkan mereka semua.

"Kau hebat kawan, bisa membunuh sekawanan perampok," puji Alfred.

"Thanks," balas David.

"Bagaimana denganmu Stela?" tanya Clara.

"Aku belum pernah bertarung sama sekali. Tapi! Aku bisa membuat seseorang menjadi terangsang, berbuat cabul dan memanupulasi mimpi seseorang. Selain itu aku bisa membuat sepuluh orang tertidur," jawab Stela, Succubus.

"Hmm....," gumam mereka berempat mengengar apa yang dikatakan oleh Stela dengan raut wajah datar.

"Bagaimana denganmu Alfred?" tanya Clara.

"Aku, pernah mengalahkan tiga puluh orang romawi sendirian. Kemampuanku dalam menggunakan kapak tidak buruk," jawab Alfred.

"Bagus kawan," puji David. "Bagaimana denganmu?" tanya David.

"Aku pernah membunuh dua puluh kesatria berbaju besi, tiga puluh Werewolf dan lima puluh tentara Nazi. Kemampuan menembak melempar pisau, berpedang dan tangan kosong cukup baik. Selain itu, aku bisa membaca pikiran dan latar seseorang dalam sekali sentuh," jawab Clara membuat mereka semua terkagum-kagum mendengarnya.

"Ya ampun, selain Clara pengalaman kalian kurang sekali," kata Profesor menepuk wajahnya sambil menunduk.

"Sepertinya, kita perlu misi peringkat bawah untuk menambah pengalaman bertarung kita," kata David.

"Kamu benar ketua, sebaiknya kalian berlatih sementara aku mencarikan misi yang pas untuk kalian semua," sambung Profesor Hornes.

"Aku setuju," kata Alfred.

"Aku juga setuju," kata Stela.

Hari semakin senja, sebuah mobil Avanza putih pun tiba. Keluarga angkat Alfred sudah tiba, dia pun pamit kepada mereka semua. David, mendorong kursi rodanya menuju mobil terparkir di depan halaman rumahnya. Setelah itu, David kembali ke dalam rumahnya. Kini, hanya ada mereka berempat di dalam rumah. Dia melihat, Stela terdiam sambil menunduk dengan raut wajahnya yang sedih.

"Kau tidak pulang?" tanya David.

Succubus itu terdiam, menatap David sambil menggelengkan kepalanya. Raut wajahnya terlihat sangat sedih, membuat yang lain bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku sudah tidak punya rumah," jawab Stela.

"Bukankah rumahmu di pinggir jalan sana? Sebenarnya apa yang terjadi?"

Stela masih terdiam. Clara berjalan mendekat, dia memegang kedua pundaknya. Perlahan, gadis itu mulai bercerita mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya. Ayahnya bernama Bernal, beliau merupakan pemili prostitusi cabang New York. Seluruh gadis yang bekerja di sana mayoritas adalah Succubus. Sebab madu cinta, merupakan sumber makanan utama bagi mereka untuk hidup. Selain Prostitusi, Bernal memiliki tempat perjudian cukup terkenal.

Awalnya semua berjalan dengan damai, tidak ada masalah mengganggu. Namun, semua itu berubah ketika bertemu dengan lelaki bernama Bone. Seorang lelaki berkulit hitam, pemilik prostitusi cabang New York terbesar kedua. Lelaki itu iri dengan kemajuan Bernal dalam bisnis hiburan malam.

Kemudian lelaki itu, menyewa para pembunuh bayaran untuk membantai Bernal beserta keluarganya. Selain itu, ada rumor bahwa Succubus memiliki darah yang dapat memperpanjang umur seseorang. Sang Ayah, menitip pesan melalui Stela agar David mau menjaganya. Sebab, seluruh keluarga Stela berencana untuk berpencar meninggalkan Benua Amerika.

"Aku juga sempat mendengar rumor itu. Karena penasaran, aku sempat menelitinya. Dan ternyata, semua itu hanyalah mitos yang tidak benar," kata Pofesor Hornes memotong pembicaraan.

"Hmm... sekarang aku mengerti, mengapa Succubus termasuk ke dalam Klan langka," sambung Clara.

"Kumohon David, izinkan aku tinggal di sini. Aku janji, tidak akan merepotkanmu. Kemampuan masakku cukup baik, pekerjaan rumah sering kulakukan dan bahkan aku sudah membawa peralatan tempurku sendiri," kata Stela Si Succubus dengan bersungguh-sungguh.

"Peralatan tempur?" tanya mereka bertiga.

"Kalian tunggu di sini, aku akan segera kembali!"ujarnya lalu berlari ke kamar David.

Melihat gadis itu, dengan percaya dirinya masuk ke kamarnya membuat David sedikit terkejut. Clara dan Profesor pun terdiam menatap David membuat pemuda itu merasa malu. Tidak berselang lama, dia pun kembali membawa sebuah tas samping berwarna putih. Di dalam tas itu, terdapat berbagai macam kostum yang membangkitkan gairah seorang lelaki. Ada kostum Maid, suster, pegawai mini market, telinga kucing dan lain sebagainya.

"Sial, kostum-kostum ini fetisku semua. Bisa-bisa, madu cintaku terkuras habis olehnya. Bagaimana dia tau? Apa ini hanya kebetulan?" gumam David di dalam hati sambil melihat-lihat kostum di dalam tasnya.

Betapa terkejutnya David, melihat wajah Clara sangat dekat dengannya. Gadis berambut silver, menatap tajam David membuat lelaki itu berkeringat dingin.

"Hmm.... mencurigakan," sambil mendekat pada wajah David.

Sedangkan Profesor, terdiam sambil menahan tawa melihat wajah David memerah dan berkeringat dingin. Beliau pun berdiri, memandang mereka berdua lalu mereka bertiga menoleh ke arahnya.

"Kalau begitu aku pamit. David, bulan purnama besok temui aku di belakang. Aku akan melatihmu cara menggunakan kekuatan Werewolf kebanggaan kita."

"Baik Profesor," timbal David.

Beliau pun, berjalan keluar meninggalkan mereka bertiga di rumah. Matahari mulai terbenam, David dan kedua gadis itu mulai menutup jendela serta menyalakan lampu. David pun berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan malam. Setela pun menyusul, mengenakan kaos singlet putih, celana hitam pendek dan apron berwarna hitam.

"Biarkan aku memasak untuk kalian," kata Stela.

"Tidak apa-apa Stela, kamu ini tamu. Jadi, sudah seharusnya sebagai tuan rumah sepertiku membuatkan sarapan malam."

"Aku bukan tamu David, tapi aku sudah mulai tinggal di sini," balasnya tersipu malu ketika memanjang parasnya yang tampan.

Tanpa sadar, Clara berada di belakang mereka berdua. Gadis berambut silver, terdiam sambil melipat kedua tangannya. Sorot matanya menatap tajam, membuat mereka berdua merinding. Kemudian, dia memegang bahu mereka berdua membuat Stela dan David terkejut. Perlahan, mereka berdua melirik ke belakang dengan berkeringat dingin.

"Baiklah Stela, tolong buatkan porsi yang banyak untukku. Sampai jumpa," ujarnya sambil mempercepat langkahnya menuju ruang keluarga.

"Maaf Clara, aku tidak bermaksud menggoda dan sebagainya," kata Stela meminta maaf.

"Sudahlah, kamu fokus saja membuat makan malamnya," balasnya tanpa berkedip membuat Stela semakin merinding.

Clara pun pergi dan masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Stela terdiam dengan rasa tidak enak. Stela merasa, bahwa aura pemikat terpancar keluar pada dirinya membuatnya merasa tidak enak. Dia pun lebih memilih untuk fokus membuat makan malam. Satu jam telah berlalu, Stela selesai membuat makan malam. Dia meletakkan tiga piring berisi Bistik Daging Sapi di atas meja.

Aroma Bistik, membuat David dan Clara terasa lapar. Mereka berdua berjalan ke dapur dan duduk di depan meja makan. Sesuap bistik, masuk ke dalam mulut mereka berdua. Citra rasa rempah-rempah, berpadu dengan tingkat kematangan yang pas membuat Bistik terasa sangat nikmat.

"Enak," puji Clara.

"Terima kasih," balas Stela sambil mengyunyah makan di dalam mulutnya.

"Stela, apa kamu menyukai David? Atau, kau hanya ingin menjadikan David sapi perahmu saja?"

"He?!" timbalnya sangat terkejut.

David pun terdiam, sambil menikmati makan malamnya. Dia ingin tau, jawaban dari Stela tentang dirinya. Hati seseorang, bisa berubah seiring berjalannya waktu. Meskipun dirinya sudah berpacaran dengan Clara, membuat David merasa bimbang dan tidak yakin.

"Iya. Maaf, kamu sendiri tau aku ini Succubus. Jika aku, tidak dapat madu cintanya gairahku tidak bisa terpendam. Dan perlahan aku pun bisa mati," jawab Stela.

"Bagaimana denganmu David?" tanya Clara dengan sangat serius.

"Aku mencintaimu Clara, tapi semenjak persetubuhan telah kita lakukan diriku merasa bimbang. Dan bahkan, aku tidak bisa membedakan mana cinta dan nafsu. Sudahlah, kita makan saja dan tidur. Besok kita harus berlatih, sebelum misi berdatangan pada Asosiasi kita," jawab David.

"Kalau begitu, apa kau mau berpacaran dengannya? Jika tidak, setidaknya jadikan Stela selirmu. Bagaimana?" tanya Clara.

"Apa kamu sudah gila? Hatimu, apa tidak terluka?" tanya David.

"Hatiku akan lebih terluka, jika melihat gadis lain menderita atas cinta yang dia rasakan. Apa kau lupa? Kamu itu bukanlah manusia David, lupakan semua pemikiran naifmu itu," balas Clara.

"Baiklah, Stela akan menjadi selir sekaligus kekasihku. Simbiosis mutualisme bukan? Aku juga tidak ingin, Asosiasi kita berantakan karena asmara."

Mendengar hal itu, Stela tersenyum lalu melanjutkan menikmati makan malamnya. Begitu juga dengan David, makan sambil memandang ke bawah. Dirinya tidak percaya atas apa yang terjadi hari ini. Padahal di kampus, David dikenal biasa saja oleh teman-temannya. Selesai makan, David pun berjalan masuk ke dalam kamarnya. Pemuda itu, perlahan memejamkan mata dan tertidur pulas. Dia berharap, latihannya besok membuahkan hasil.