"A-apa maksudmu?" Yena tertegun hebat.
"Apa maksudku kurang jelas?" Perempuan itu diam sesaat.
"Aku sangat menyukai anak kecil. Dulu janin milik salah seorang calon pangeran Istana Divine nyaris saja luruh. Aku berusaha menyelamatkannya, tetapi sudah terlambat. Fisiknya tak bisa aku selamatkan, tapi untungnya jiwanya masih bisa aku sembuhkan. Dia adalah roh kecil yang selalu membuntutimu belakangan ini."
Yena merasakan napasnya mulai sesak.
"Calon pangeran yang kau maksud itu … apakah …."
"Betul. Dia kekasihmu."
Sesak di dadanya kian menghimpit jantung, yang sedari tadi berdetak amat kencang sekarang tiba-tiba melewatkan satu detakan.
"Tidak mungkin …." Yena merasakan matanya berkunang-kunang. Dia berjongkok memegangi kepalanya. Kemudian beberapa detik kemudian dia terguncang dengan pandangan menggelap, kembali terguncang air laut yang bergejolak.
"Uhh!" Yena berusaha mengayuh kakinya dan naik ke atas.
Ternyata badai semakin menggila saja.
GROORR