Mereka masuk ke dalam sebuah pondok tua, ternyata itu tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Nyatanya apa yang ada di dalamnya seperti sebuah kejutan yang luar biasa, membuat siapapun yang melihatnya akan tercengang tidak percaya.
"Wah, semuanya hanya satu topik yang diulang-ulang," katanya, kini dia mulai mengabaikan orang yang sudah membawanya datang kemari. Daeva pun melupakan keberadaan Delwyn di ambang pintu masuk.
Delwyn pun masih mencoba untuk mengenali lingkungan barunya.
"Museum ini dibangun untuk Daeva?" tanyanya pada Bwen. Yang ditanya hanya mengangguk. "Bahkan tidak ada satu pun yang menunjukkan wajah Daeva, bagaimana bisa kalian yakin kalau ini adalah museum yang dibangun untuk dirinya?" tanyanya kemudian.
Bwen tersenyum. "Itu adalah kepercayaan yang dibangun untuk kita semua, Mr. Delwyn. Apollo menginginkan itu."