"Kau mau mengambil sisik Maris dariku?" Daeva memberi penekanan di setiap kata yang keluar dari celah bibirnya. Dia tersenyum seringai kemudian kalah mendapat anggukan dari lawan bicaranya. "Kau tidak perlu memaksaku dan aku akan memberikannya dengan lapang dada jika aku bisa mengambil dari dalam tubuhku." Dia mulai kesal dengan keadaannya sendiri.
"Jika disuruh memilih maka aku tidak akan mau dan tidak akan sedih jika sisik iblis jalan itu dan ular kotor itu ada di dalam tubuhku. Aku bahkan jijik hanya membayangkannya saja," imbuh Daeva.
"Maka aku akan mengambil itu, Daeva."
"Jika aku bisa mengambilnya maka aku yang akan mengambilnya, tetap sayangnya tidak ada yang tahu bagaimana cara mengeluarkan sisik itu di dalam tubuhku!" Dia meninggikan nada bicaranya kemudian.