Jack menatap ke arah ke kanan dan kiri, pandangan matanya jelas menyusuri setiap sudut bangunan. Mencoba untuk mengenali apa yang ada di sekitarnya sekarang ini. Ben yang membawanya kemari, tentu saja atas dasar paksaan dari Jack.
"Kau bilang temanmu itu tinggal di sini?" Jack melirik ke arah Ben. Pria itu sepertinya sedang bermain dengan sesuatu di sudut sana. Menekan sesuatu, mirip seperti tombol.
"Aku tidak yakin kalau tempat ini pantas disebut sebagai tempat tinggal. Tidak ada ruangan yang pantas untuk menerima tamu atau semacamnya." Jack terus memutar pandangan matanya. Dia terkejut dengan apa yang dia dapatkan sekarang ini. Ben mengajaknya menyusuri jalanan asing, gang demi gang hingga membuatnya masuk ke tempat ini.
"Sampai sekarang aku masih berpikir kalau kau membohongi diriku. Ini lebih pantas disebut sebagai gudang atau tempat judi ilegal." Jack menatap ke sudut ruangan. Di sana ada meja kasino yang terbengkalai. "Sepertinya memang bekas judi."