Kembali menjemput pagi yang sama, sinar sang surya menyeruak dari balik celah gorden yang sedikit terbuka. Pandangan matanya mengintip ke arah luar jendela. Dia sendirian, lebih tepatnya sedang menikmati semuanya sendirian.
Sebelum akhirnya seseorang masuk ke dalam ruangannya. Membawakan satu nampan berisi segelas kopi hangat untuknya.
"Nona Daeva ...." Dia memanggilnya, dengan begitu lirih. "Maaf sebab masuk tanpa permisi, aku mengetuk beberapa kali tadi, tetapi tidak ada sahutan."
Daeva manggut-manggut. Itu adalah hal yang wajar. Dia melirik ke arah nampan yang dibawa oleh pria itu. "Kau tahu aku tidak minum seperti itu, jadi kenapa membawakannya?" tanya Daeva, menatap pria yang meletakkan nampannya di atas meja.