"Kau akan melepaskan tanggung jawabmu di sini?" Daeva menatapnya dengan ekspresi wajah kesal. "Sepertinya ada yang lupa ingatan di sini!" Dia menarik tubuh lawan bicaranya untuk kembali menghadap padanya. "Kau yang menyuruhku untuk mengikutinya. Kau yang mengatakan kepadaku bahwa bagaimana jika ..."
"Itu hanya praduga, Daeva." Sekarang, Decurion berani menjawab kalimatnya. Pria itu menatap ke arahnya Daeva. Tersenyum tipis. "Tenang saja karena aku tahu di mana letak kesalahanku. Aku akan bertanggung jawab di hadapan Sang Agung Loralei. Kau hanya perlu bilang bahwa semua itu adalah saran dariku. Masalah akan selesai." Dia mencoba untuk mengatur suasana, tahu kalau Daeva sedang marah padanya. Kesalahannya fatal kali ini.
Daeva diam. Terus menatap semua gerak-gerik yang dimunculkan oleh pria di depannya ini. Sepertinya dia sedang menyembunyikan sesuatu. Ada rahasia yang tak boleh diketahui oleh diri.
"Sekarang di mana pria itu?"
Tak ada kalimat yang terdengar untuk memberi respon.