Bisa dikatakan kalau laju mobil yang ditumpangi sekarang jauh dari kata santai. Daeva yang mengambil alih kursi kemudi, duduk sebagai supir yang ugal-ugalan di sini. Tidak ada yang bisa menjamin keselamatan Delwyn sekarang. Toh juga, salahnya sebab memaksa untuk masuk. Padahal Daeva sudah berkata berulang kali, dia tidak perlu ikut sebab ini adalah urusannya.
"Katakan dulu, kita akan pergi ke mana?" tanyanya pada Daeva. Namun, perempuan yang ada di sisinya hanya diam. Memandang lurus ke depan, seakan-akan tidak ada yang berbicara di sini. Padahal sejak tadi Delwyn rewel dengan keadaannya di kursi penumpang.
"Aku tahu kau marah, tapi jangan gegabah. Mungkin hatimu juga jalur sebab kedatangan Dae-Shim. Namun, ini bisa membahayakan kita berdua." Delwyn melirik spidometer yang ada di depan Daeva. Batasnya melebihi, jika saja Daeva oleng sekarang, maka tidak ada yang bisa menjamin keselamatan Delwyn. Dia benar-benar akan meregang nyawa di sini.