"Aku akan ikut!" Itu adalah kalimat yang kesekian kalinya, yang diucapkan oleh Delwyn. Dia memaksa, kali ini tidak mau kehilangan kesempatan lagi.
"Aku harus ikut! Apapun alasannya, aku harus ikut." Dia masih saja kokoh dengan kalimatnya itu. "Daeva, aku hanga khawatir padamu." Dia meneruskan. Menatap perempuan yang ada di depannya itu. "Bagaimana jika rasa sakitnya datang lagi dan kau pingsan seperti sebelumnya?" Delwyn terus mencoba untuk mengambil fokus wanita itu. "Nyatanya hanya aku yang bisa menyembuhkan itu, Daeva. Aku yang bisa membuat—"
"Kau berniat untuk menciumku lagi?" tanya Daeva. Menyahut. Memotong kalimat Delwyn. Ia menoleh dan menatapnya dengan serius. "Aku diam dan membiarkan semua itu bukan sebab aku mengijinkan dirimu untuk melakukannya lagi, Delwyn. Aku mengalah karena Ibad. Aku tak mau dia sakit hati!"