Yosan mengusap air mata Siva. Sembari, menenangkan Siva, Yosan berkata, "Kamu yang sabar ya sayang."
"Aku itu, udah kurang sabar apa lagi sih?" tanya Siva.
"Iya, aku paham apa yang kamu rasa. Tapi, kamu jangan sampe bikin Mamah kamu kesel. Kita, pelan-pelan aja ya biar dapetin restu Mamah kamu,"
"Gimana caranya? Mamah itu, gak bisa restuin kita. Aku bosen sama apa yang Mamah selalu bilang. Aku harus nikah sama orang kayalah, ngata-ngatain kamu sama Papahlah. Aku harus gimana?" tanya Siva.
Yosan menyarakan kepada Siva, bahwa Siva harus segera pulang ke rumah. Agar, Kania tidak khawatir, "Sayang, mendingan, kamu sekarang itu pulang deh. Aku juga gak mau dituduh bawa anak orang sembarangan. Kalau perlu, aku anter deh kamu sekarang juga yuk!"
Siva menjawab, "Kamu kaya enggak tau Mamah aku aja. Mamah, sekarang itu, emosinya lagi meledak-ledak."