Athanasius terlihat mendudukkan dirinya tepat di samping di mana Aziel duduk. Saat ini mereka sedang di halaman belakang dan di sana hanya ada mereka berdua, tidak ada yang lain.
Sementara itu, Aziel hanya meliriknya sejenak tanpa ada niatan untuk mengeluarkan suaranya sama sekali. Suasana saat berada di ruang makan itu masih begitu terasa di mana ia begitu marah saat mengetahui nyawa dibayar dengan nyawa. Ia tidak pernah berpikir kalau Athanasius akan melakukan hal yang seperti itu dan itu sukses membuatnya marah.
Ia tidak pernah berpikir kalau seorang Raja harus mengorbankan nyawa yang tidak bersalah untuk menebus adiknya sendiri.
Sekalipun itu adiknya, ia tidak bisa mengorbankan nyawa orang lain begitu saja. Itu bukanlah perbuatan terpuji.
Keheningan tentunya melanda mereka saat itu.
Tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk membuka suaranya membuat mereka benar-benar tenggelam dalam keheningan dengan pemikiran mereka masing-masing.
