Terdengar suara tawa yang begitu menyebalkan bagi siapa saja yang mendengarnya. Suara tawa yang memenuhi ruangab yang cukup gelap.
Sementara di depan orang yang sedang tertawa ada Aziel yang menatapnya dengan tatapan tajam nan dingin di mana ada dua orang yang berjaga di belakang Aziel, itu orang-orangnya.
"Aku rasa permainan akan segera di mulai." Ucap orang itu nenyeringai seraya menatap Aziel setelah ia merasa puas tertawa.
Aziel sendiri diam, ia tidak menanggapi dan masih dengan ekspresi yang sama.
"Jangan menatapku seperti itu, sebaiknya kau bergegas sebelum sesuatu terjadi pada lelaki manismu itu." Katanya lagi membuat Aziel seketika menatap tidak percaya atas apa yang barusan ia dengar, namun ia tidak menunjukkan ekpresi itu.
Memilih untuk mempertahankan ekspresinya, Aziel berdiri dari duduknya meraih sesuatu yang ada di dalam balik bajunya dan melangkah meninggalkan orang itu.
DOR!
DOR!
Dua tembakan berhasil mengenai kepala orang yang tadi duduk dihadapan Aziel.