Aziel tidak tahu harus mempercayakan Theodoric pada siapa, anak itu terlalu polos untuk menghadapi dunia yang kejam ini. Ingin memerintahkan para pekerjanya atau Leandra serta teman-temannya, tapi Aziel tidak bisa mengingat beberapa kejadian yang membuatnya tidak dapat mempercayakan mereka lagi.
Sudah dikatakan Aziel itu sulit untuk ditebak, dia masih tidak dapat memberi kepastian dengan setiap tindakan yang akan ia lakukan belakangan ini.
Hingga akhirnya Aziel memutuskan untuk menghubungi adiknya, Zayn.
"Ada apa?" Tanya Zayn saat telepon itu tersambung membuat Aziel mengerutkan keningnya saat ia mendengar bahasa asing yang masuk dalam pendengarannya.
"Di mana?" Tanya Aziel yang akhirnya hanya itu keluar dari mulutnya.
Padahal tadi ia hendak mengatakan apa yang menjadi tujuannya, namun ia urungkan saat mendengar bahasa asing membuatnya berpikir--
"Oh, lagi di Jerman." Jawab Zayn santai dengan tawa ringan yang didengar oleh Aziel.
