Theoric perlahan membuka matanya, ia telah tersadar dari pingsannya yang saat ini ia tengah membiasakan cahaya yang berlomba-lomba masuk ke dalam penglihatannya.
Mendudukkan dirinya di sana dan menatap ke sekitar untuk meihat kiranya ada di mana ia saat ini. Theodoric terlihat mengerutkan keningnya saat ia mendapatkan sesuatu yang terihat begitu asing untuknya, lebih tepatnya ruangan itu begitu asing. Ia tidak mengenal kamar yang saat ini ia tempati.
Tunggu!
Di mana Zayn ataupun Aziel?!
Bukankah sebelumnya mereka berada di satu tempat yang sama, apartemennya Zayn?
Mengingat mereka berdua, seketia Theodoric mengingat kejadian sebelumnya yang terlihat begitu menyeramkan untuk diingat kembali.
Bagaimama bisa ia melupakan kejadian tersebut?!
Bukankah lebih baik kalau Theodoric telah melupakan kejadian tersebut? Ia tidak perlu merasa takut pada kedua orang yang telaah berbaik hati ingin menampungnya.