Selamat Membaca
Raymond kecil ketika usianya lima tahun sangat lah ramah dan periang setelah kedua orang tua menyatakan perpisahan mereka, Raymond merasa hancur dan menjadi pendiam dan kejam.
Raymond saat kejadian tersebut marah dan menangis tidak keluar kamar selama tiga hari, akhirnya Raymond dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di sana selama satu bulan, sebenarnya Raymond enggan pulang, karena dia harus menemui mama tiri dan adik tirinya yang menjadi penyebab perpisahan mama dan papanya.
Yang menjadi mama barunya Raymond adalah mantan kekasih papa nya dahulu, menikah setelah papa menikahi mama karena perjodohan bisnis kedua orang tuanya.
Raymond sangat membenci mama tiri dan adik tirinya, walaupun mereka bersikap baik sama Raymond tapi Raymond selalu bersikap dingin.
Hingga suatu hari Raymond sudah berniat untuk kabur dari rumah nya, hidup sebatang kara.
Raymond sudah mengambil semua uang tabungan nya dan membawa beberapa emas yang dikasih mama nya yang mama bilang buat menantu mama nya.
Di dalam kamarnya Raymond sedang mengepak bajunya dia masukan ke ranselnya, tidak membawa hpnya, hanya kartu identitas dan foto keluarga nya, papa dan mamanya dan Raymond ditengah mereka.
"Akan ku tunggu sampai mereka lengah" lirih Raymond.
Tengah malam, semua lampu kamar sudah dimatikan, keliatan gelap dan sunyi, seorang anak mengendap-ngendap keluar, cctv di rumah sudah dimatikan sama pelayan setia Raymond, Raymond berjalan perlahan layak seorang pencuri yang mengintai ruangan yang akan dicuri.
Tap.. Tap..
"Tuan, muda, kemari" bisik Andrian pada Raymond.
"Shuut"
*Apa aman?"bisik Raymond, Andrian berikan tanda jempol dan tersenyum, sampai tiba di pintu belakang sebuah lorong dari dapur menuju keluar rumahnya ketika membuka pintu, itu pintu rumahnya Andrian dan Raymond pun menghembuskan nafasnya.
"Terimakasih Andrian, akan kubalas suatu saat nanti" lirih Raymond.
"Ini sudah malam tuan, sebaiknya anda istirahat dulu, besok pagi baru berangkat" bujuk Andrian yang khawatir.
"Tidak, pagi-pagi ayah ku pasti akan menemukan ku disini, aku akan pergi dengan Lim dia sudah menunggu ku diluar, kau jangan menghubungi ku dulu kalau ada kabar hubungi lim, sahabat ku" Raymond berpesan menepuk bahu Andrian yang menatap nya haru.
"Hati-hati tuan muda, kalau ads perlu sesuatu hubungi saya!!" pesan Andrian.
"Kau juga jaga diri jangan sampai orang ayahku mengetahui nya, aku pergi ya!!" pamit Raymond.
Merekapun berpelukan sebelum Raymond berangkat menuju mobil nya.
Di dalam mobil Raymond duduk di depan bersama temannya Liam.
"Liam kita cari yang aman, kita pergi ke kota B, karena tidak ada anak buah ayah ku di sana" pinta Raymond.
"Ya, Ray Ayahmu hanya mempunyai musuh bisnis saja di sana jadi kau aman, sebaiknya kau di sana menyamar menjadi orang biasa, dan sebagai sepupuku, oke!"
"Deal"
"Tinggalkan pakaian mahal mu itu!!"
"Of course"
"Apa kau akan menghubungi ibumu?" tanya Liam.
"Tentu saja, my mom harus tau dimana aku berada" jelas Raymond menatap kearah jalan raya yang sepi hanya ada satu atau dua mobil yang melintas itu pun mobil box dan mobil besar lainnya.
Sepanjang perjalanan Raymond tidak bisa memejamkan mata nya, Liam melirik kearah Raymond yang membisu.
Dua jam perjalanan mereka sudah tiba di kota B, karenanya jalan sepi tidak kena macet mereka lebih cepat sampai.
"Ini daerah pegunungan yang indah Liam" ucap Raymond melihat sekelilingnya.
"Kau pasti belum pernah kemari kan?" tanya Liam.
"Aku pernah kemari waktu ulangtahun adikmu sama mamiku, kau tidak ingat Liam?" ketus Raymond.
"Haha, tentu aku ingat
Aku hanya menguji ingatanmu, apa kau masih ingat si Boby adikku itu?" tanya Liam.
"Tentu" saja, anak nakal itu"Raymond terkekeh mengingat si kecil Boby waktu berumur 2 tahun selalu ingin seperti dirinya dan mengikuti nya kemanapun.
"Apa dia masih ingat padaku?" tanya Raymond.
"Aku rasa dia mulai melupakan mu, dia berteman dengan anak panti yang cerewet" ejek Liam.
"Oh, di sini ada panti? Ajak aku ke sana Liam? Pinta Raymond.
"OK" jawab Liam sambil tersenyum.
Raymond dan Liam sekarang berumur 14 tabun, walaupun belum punya sim, Mereka sudah mahir memakai mobil hanya saat sepi seperti yang mereka sukai.
Sampai rumah Liam, Liam memberikan klakson agar pak satpam membuka pintu pagarnya.
"Pagi, den Liam" sapa pak satpam, Liam hanya mengangguk saja.
Dari pagar tadi membutuhkan waktu 10 menit kerumah utama Liam, bangunan pertama hanya untuk tamu dan para asisten rumah tangga yang lainnya ada kepala asisten yang tinggal di rumah utamanya.
"Rumahmu tampak berbeda" Raymond yang merasa heran dengan rumah Liam.
"Tentu saja baru setahun yang lalu renovasi, yang kau datangi dulu rumah yang didepan itu yang khusus buat tamu dan beberapa asisten rumahku.
Raymond diam dan mengikuti Liam dari belakang, menaiki tangga, dan kamarnya Raymond sebelah kamar Boby. Raymond diantar sampai kamarnya dan Raymond melihat dari kamarnya hamparan pegunungan teh yang indah, dan Raymond merasa ngantuk dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang mungkin lebih empuk tempat tidurnya.
Sementara Liam kembali ke kamarnya karena merasa lelah.
Di kamarnya Raymond menatap dinding kamarnya belum bisa memejamkan matanya.
POV RAYMOND
Aku merasa sesak ingin melampiaskan amarah ku pada ibu tiri ku yang mantan kekasih PAPA ku, aku sangat menyayangi mama, aku tahu betul mama saat ini terluka aku ingin menemui nya namun pasti papa akan bikin ulah dan menyakiti mama lagi.
Terpaksa aku bikin strategi dengan acara aku minggat, aku pura pura membeli tiket pergi ke Opa ku di Perancis, padahal yang pergi itu sepupuku Elisa dengan menyamar memakai nama ku, anak tomboy itu aku manfaatkan untuk menyamar jadi diriku sehingga kalo di cek cctv yang terlihat seperti aku, kebetulan badan aku sama sepupu ku hampir sama.
Dia memintaku imbalan atas kerjasama ku ini dengan membantu merayu mamaku untuk mengizinkan dia bersekolah di Amerika dan tinggal bersama mama, aku sanggupi karena dengan begitu mama tidak merasa kesepian karena ada sepupuku yang menemaninya sementara.
Malam ini aku belum juga terantuk mendekati subuh mataku baru terpejam, aku terbangun saat aku lihat ada bocah kecil yang bernama Boby membangunkan ku.
"Kakak Ray, kamu kemari malam-malam, kamu pasti kabur ya?" celoteh nya aku tidak menganggapi, kepalaku yang baru tertidur baru dua jam membuat ku pening.
"Hai Bob, bisakah kau tinggalkan Kakak dulu, kakak baru tidur tadi subuh, kamu bangunkan kakak jam makan siang!!" peringkat ku.
"Oke ka, tapi teman-teman hari ini akan belajar bersama di rumah, ada anak panti cantik sekali ka" ucapnya.
"Hmmmm"
"Ya sudah kalo kamu tidak percaya lihat saja nanti siang dia pasti datang!!" ketusnya berlalu meninggalkan ku dan menutup kembali pintu kamarku, dan aku pun terpejam kembali
Bersambung