Chereads / Selalu Ada untukmu / Chapter 28 - Rara yang Nervous

Chapter 28 - Rara yang Nervous

Selamat Membaca 

Hari liburan telah tiba bagi Boby, Arin dan Indah yang merasakan bahagia akan mengunjungi panti dan anak-anak panti juga bu Asri tentu nya yang alhamdulillah sudah sehat kembali. 

Arin yang sedang mengepak bajunya di bantu Oma. 

"Gak papa Oma, Arin bisa ko?" pintanya pada Oma dan Oma tetaplah Oma yang suka membantu cucunya. 

"Sudah beres Rin. Koper yang itu isinya oleh-oleh buat anak panti ya!!" ucap Oma menunjukkan koper di pinggir koper yang baru selesai di packing. 

"Terimakasih Oma, udah bantu Arin. Arina pasti kangen Oma. Arin liburan satu bulan lo Oma" ucap Arin sambil memeluk Oma nya dan Oma membalas pelukan Arin.

"Titip salam buat bu Asri ya, oleh buat bu Asri Oma titip di koper Indah, dan kamu jaga diri ya. Oma kok rasanya merindukan Raymond. Tapi kemana anak itu?" jelas Oma dan menanyakan kabarnya Raymond. 

"Katanya kak Liam, Kak Raymond mengalami kecelakaan dia mengalami kebutaan Oma sekarang lagi di rumah sakit Jerman bersama mama nya" ucap Arin matanya sudah berkaca-kaca dan meneteskan setitik air mata. Tes.. Tes.. Jatuh ke tangan Oma yang sedang memeluk Arin. 

"Kamu yang kuat dan sabar ya sayang. Kalo kalian berjodoh pasti bertemu kembali" jawab Oma untuk menenangkan cucunya itu. 

"Iya Oma maka nya Arin ikut berlibur dan menemui kakak dan adik - adik panti" lirih Arin mengusap air mata nya. 

"Ya sudah nanti Oma akan menanyakan sama papanya Liam, apa kita bisa menengok Raymond  atau gak nya?" ucap Oma mengelus punggungnya Arin dan Arina hanya diam menatap Omanya. 

"Ya Oma, Arin ikut kata Oma" jawab Arin serak dan tangisan pecah kembali sehingga Oma memeluk nya lagi. 

Indah yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu dia baru mengetahui kesedihan Arin dan kemana kak Raymond berada, jelas sudah semua bagi Indah. 

Indah pun segera melangkah memeluk Arin dan menetes kan air mata. 

"Ada aku Arin jangan sedih ya!!" hibur nya Indah mengelus surai nya Arin.

"Hmm sudah berpelukan nya. Boby sudah menunggu dari tadi" ucap Opa di depan pintu kamarnya Arin.

Oma melepas pelukannya dan berdiri. Arina dan Indah pun berdiri dan membersihkan dirinya di wastafel di kamarnya itu  lalu keluar kamarnya di bantu Opa yang membawa koper Arin dan Omanya membawa satunya lagi. Sedangkan koper Indah sudah berada di bawah para maid sudah menyimpan di depan dan memasukkan koper ke dalam mobil nya juga koper Arin yang baru dibawa Opa dan Oma.

Arina, Indah dan Boby memasuki mobil dan melambaikan tangannya pada Oma dan Opa nya setelah tadi berpamitan dan berpelukan sebelum menaiki mobil yang akan mengantarkan nya ke Bandara.

Di sepanjang perjalanannya Arina kelihatan murung dan sering menarik nafas kasar, beda halnya dengan Indah yang kelihatan bahagia akan pulang ke Indonesia dan dia pun pulang bersama kak Liam yang akan bertemu di bandara karena Liam berangkat dari kantor nya langsung menuju bandara.

Kali ini mereka memakai pesawat komersial kelas bisnis karena Arin yang meminta nya.

Arina saat duduk di pesawat dia duduk di pinggir dekat kaca, hatinya sebenarnya entahlah bukan disitu tempatnya, hatinya sedang memikirkan kak Raymond nya. Entah dia sebenarnya ingin bersama Raymond tapi juga bertemu dengan bu Asri dan anak-anak panti lainnya.

Arina menghela nafasnya kasar dia mencoba menenangkan pikiran dengan tidur mungkin beban pikiran tidak terlalu banyak.

"Rin kamu gak papa kan?" tanya Indah di samping Arin.

"Gak papa aku hanya ngantuk kok, kalo transit nanti bangunin aku ya" pesan Arina dan Indah yang masih menatap nya khawatir.

"Iya ntar aku bangunin" jawab Indah ketika melihat Arina memejamkan matanya.

"Kenapa Arin?" bisik Boby yang di sebrang bangku nya melihat Arina memejamkan matanya.

"Ngantuk, berisik kamu!!" bentak Indah dan Boby mengangkat bahunya.

"Ndah, bangun gua juga ya, gua juga mau tidur" ucap Boby memejamkan matanya juga.

"Ck. Emang gua baby sitter lo apa?" ketus Indah.

"Bilang aja kalo lo emang pengen duduk samping kakak gua, gak usah chat an terus" goda Boby.

"Sst berisik orang tidur" jawab Indah pura-pura memejamkan matanya.

"Set dah Indah, kejam banget sama adek ipar" ucap Boby mengerucutkan bibirnya.

"Bob, kalau mau tidur. Tidur aja" bentak kak Liam di sebelah nya.

"Kakak laknat, belain aja terus cewek nya" gumam Boby.

Hari liburan telah tiba bagi Boby, Arin dan Indah yang merasakan bahagia akan mengunjungi panti dan anak-anak panti juga bu Asri tentu nya yang alhamdulillah sudah sehat kembali. 

Arin yang sedang mengepak bajunya di bantu Oma. 

"Gak papa Oma, Arin bisa ko?" pintanya pada Oma dan Oma tetaplah Oma yang suka membantu cucunya. 

"Sudah beres Rin. Koper yang itu isinya oleh-oleh buat anak panti ya!!" ucap Oma menunjukkan koper di pinggir koper yang baru selesai di packing. 

"Terimakasih Oma, udah bantu Arin. Arina pasti kangen Oma. Arin liburan satu bulan lo Oma" ucap Arin sambil memeluk Oma nya dan Oma membalas pelukan Arin.

"Titip salam buat bu Asri ya, oleh buat bu Asri Oma titip di koper Indah, dan kamu jaga diri ya. Oma kok rasanya merindukan Raymond. Tapi kemana anak itu?" jelas Oma dan menanyakan kabarnya Raymond. 

"Katanya kak Liam, Kak Raymond mengalami kecelakaan dia mengalami kebutaan Oma sekarang lagi di rumah sakit Jerman bersama mama nya" ucap Arin matanya sudah berkaca-kaca dan meneteskan setitik air mata. Tes.. Tes.. Jatuh ke tangan Oma yang sedang memeluk Arin. 

"Kamu yang kuat dan sabar ya sayang. Kalo kalian berjodoh pasti bertemu kembali" jawab Oma untuk menenangkan cucunya itu. 

"Iya Oma maka nya Arin ikut berlibur dan menemui kakak dan adik - adik panti" lirih Arin mengusap air mata nya. 

"Ya sudah nanti Oma akan menanyakan sama papanya Liam, apa kita bisa menengok Raymond  atau gak nya?" ucap Oma mengelus punggungnya Arin dan Arina hanya diam menatap Omanya. 

"Ya Oma, Arin ikut kata Oma" jawab Arin serak dan tangisan pecah kembali sehingga Oma memeluk nya lagi. 

Indah yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu dia baru mengetahui kesedihan Arin dan kemana kak Raymond berada, jelas sudah semua bagi Indah. 

Indah pun segera melangkah memeluk Arin dan menetes kan air mata. 

"Ada aku Arin jangan sedih ya!!" hibur nya Indah mengelus surai nya Arin.

"Hmm sudah berpelukan nya. Boby sudah menunggu dari tadi" ucap Opa di depan pintu kamarnya Arin.

Oma melepas pelukannya dan berdiri. Arina dan Indah pun berdiri dan membersihkan dirinya di wastafel di kamarnya itu  lalu keluar kamarnya di bantu Opa yang membawa koper Arin dan Omanya membawa satunya lagi. Sedangkan koper Indah sudah berada di bawah para maid sudah menyimpan di depan dan memasukkan koper ke dalam mobil nya juga koper Arin yang baru dibawa Opa dan Oma.

Arina, Indah dan Boby memasuki mobil dan melambaikan tangannya pada Oma dan Opa nya setelah tadi berpamitan dan berpelukan sebelum menaiki mobil yang akan mengantarkan nya ke Bandara.

Di sepanjang perjalanannya Arina kelihatan murung dan sering menarik nafas kasar, beda halnya dengan Indah yang kelihatan bahagia akan pulang ke Indonesia dan dia pun pulang bersama kak Liam yang akan bertemu di bandara karena Liam berangkat dari kantor nya langsung menuju bandara.

Kali ini mereka memakai pesawat komersial kelas bisnis karena Arin yang meminta nya.

Arina saat duduk di pesawat dia duduk di pinggir dekat kaca, hatinya sebenarnya entahlah bukan disitu tempatnya, hatinya sedang memikirkan kak Raymond nya. Entah dia sebenarnya ingin bersama Raymond tapi juga bertemu dengan bu Asri dan anak-anak panti lainnya.

Arina menghela nafasnya kasar dia mencoba menenangkan pikiran dengan tidur mungkin beban pikiran tidak terlalu banyak.

"Rin kamu gak papa kan?" tanya Indah di samping Arin.

"Gak papa aku hanya ngantuk kok, kalo transit nanti bangunin aku ya" pesan Arina dan Indah yang masih menatap nya khawatir.

"Iya ntar aku bangunin" jawab Indah ketika melihat Arina memejamkan matanya.

"Kenapa Arin?" bisik Boby yang di sebrang bangku nya melihat Arina memejamkan matanya.

"Ngantuk, berisik kamu!!" bentak Indah dan Boby mengangkat bahunya.

"Ndah, bangun gua juga ya, gua juga mau tidur" ucap Boby memejamkan matanya juga.

"Ck. Emang gua baby sitter lo apa?" ketus Indah.

"Bilang aja kalo lo emang pengen duduk samping kakak gua, gak usah chat an terus" goda Boby.

"Sst berisik orang tidur" jawab Indah pura-pura memejamkan matanya.

"Set dah Indah, kejam banget sama adek ipar" ucap Boby mengerucutkan bibirnya.

"Bob, kalau mau tidur. Tidur aja" bentak kak Liam di sebelah nya.

"Kakak laknat, belain aja terus cewek nya" gumam Boby.

Rara yang tahu hari ini Boby, Indah, Arina dan Kak Liam balik ke Indonesia hatinya sangat bahagia,sehingga dia bingung mau memakai baju apa nanti kalau ketemu Boby.

Mama nyq Rara tante Sonya masuk kedalam kamar anaknya yang lagi ngeluarin semua bajunya dari lemari nya.

"Aduh Rara kenapa dikeluarkan semua tuh baju" ucap mama nya yang menggelengkan kepalanya ketika melihat semuanya.

"Rara bingung mah mau pake apa ketemu Boby!" gumam sambil mengacak-acak rambutnya.

"Sst pakai yang simple aja sayang pake celana jeans sama t-shirt yang penting kamu nyaman" jawab mama nya membenarkan rambut anaknya.

"Hmm.. Iya juga mah, tapi Rara ga mood pake t-shirt yang ada apa Rara beli aja ke mall apa butik langganan mama" ucapnya melihat kearah mama nya.

"Ya sudah yuk mama antar mama juga udah lama gak keluar rumah, tapi mama telepon papa dulu ya" jawab mama nya yang terus keluar menelpon papa nya.

"Ck, hehe mau ketemu Boby aja gua jadi salting gini, apalagi pas ada dia nya" gumam Rara sambil membereskan kembali baju-baju nya tadi.

Setelah selesai Rara kebawah dan menemui sang mama yang sudah siap.

"Udah telepon papa nya mah?" tanya Rara dan mama memandang kearah Rara.

"Ya udah, di bolehin sama lagian mereka datang nya besok transit dulu di Dubai, sekalian kata papa beli kue kesukaan Boby dan Liam, yuk ntar keburu siang mama malas macet" jelas sang mama menarik tangan Rara.

"Ih mama pake ditarik segala tangan aku" gumam Rara.

Mama Sonya dan Rara masuk kedalam mobil nya berangkat menuju mall karena mereka akan berbelanja bahan makanan juga kue untuk menyuguhkan ketika Boby dan Liam datang nanti besok.

Setibanya di mall mama memilih ke supermarket dulu dibantu Rara juga pak sopir yang membantu membawakan belanjaan ke mobilnya dan mama melanjutkan untuk menemani Rara memilih t-shirt nya dan celana jeans baru nya, mama bukan hanya menemani tapi mama juga sama Rara berbelanja setelah mendapatkan yang mereka inginkan, mama ke toko kue langganan sebelum pulang ke rumah mereka.

Bersambung