Selamat Membaca
Sepanjang perjalanan menuju Kudus pandanganku mengarah pada sisi kaca mobil melihat kendaraan yang berlalu lalang. Rintik-rintik hujan mulai berjatuhan membasahi bumi pertiwi.
Hujan punya alasan kenapa ia jatuh, tapi aku tidak punya alasan mengapa hatiku jatuh kepadamu. Jatuh sejatuh-jatuhnya hingga membuat hatiku terluka. Tiba-tiba saja ingatanku pada Kang Poni muncul kembali.
'Memang susah melupakan orang yang dicintai. Bismillah, Allahumma Move on,' gumamku dalam hati.
Aku melirik Keisya yang terlelap dalam tidurnya. Setelah kami bercerita tentang banyak hal ia merasa capek dan akhirnya memutuskan untuk tidur.
Aku menyandarkan kepala pada kursi mencoba memejamkan mata untuk tidur, tapi pikiranku yang tak tenang membuat mata ini enggan untuk terpejam. Jujur saja hatiku berdebar tak karuan.
"Yah, masih lama kah?" tanyaku pada beliau yang fokus mengemudi.
"Sebentar lagi, Nduk. Mungkin satu jam-an lagi," jawab Ayah.