Selamat Membaca
Pukul 7 malam. Aku menjemput Indah dikontrakan sederhananya. Entah kenapa dia bisa betah tinggal di tempat yang aku taksir hanya sebesar kamar mandiku saja. Dia gadis yang unik bagiku, banyak kosakata yang baru aku tahu saat bersamanya. Termasuk dengan syarat untuk pergi berkencan dengan nya, tapi harus mengajak dua anak buahku. Ini bukan kencan, tapi arisan! Ya, mau bagaimana lagi ... toh hanya ini cara agar bisa mengetahui semua tentang kehidupannya.
"Ingat, makanlah seperti orang normal. Kalian di sini aku ajak atas permintaan gadis itu," ucapku pada pengawal yang sudah duduk di kursi belakang.
"Siap, Bos," jawab mereka serempak.