Ku hembuskan nafas berat dan bersiap mengendalikan setir mobilku untuk pulang menemuinya. Aku berpikir kalau aku akan membujuknya setelah kita bertemu nanti, dan apapun yang terjadi aku akan tetap menjelaskan padanya, kenapa aku bisa sampai terlambat seperti ini.
Terutama karena aku tidak memberinya kabar tentang keadaanku, bahkan dia menghubungiku pun aku tidak pernah menjawabnya. pasti dia juga sangat kesulitan ketika ingin mengetahui keadaanku saat ini.
"Sebaiknya saya langsung pulang saja, nanti saya akan menjelaskannya setelah saya sampai. Saya tidak mau menunggu lama lagi takut dia semakin marah. apalagi hari sudah larut malam, dia akan semakin marah pada saya kalau tidak cepat pulang. Maka dari itu lebih baik saya harus pulang dan menjelaskannya disana." Tekadku segera menghidupkan mesin mobil, kemudian menginjak pedal gas untuk membuat mobil ini melaju kencang, agar cepat sampai di tempat Aneska berada.
