"Omong kosong kalau aku bilang aku sama sekali tidak merasa iri, kawan. Tapi, aku juga merasa sangat senang. Setidaknya, orang yang mendapatkannya adalah dirimu."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Mandeok itu, Haes-Sal menjadi sedikit kebingungan.
"Apa? Kenapa memangnya?"
"Yah ... paling tidak, kau adalah salah satu orang yang dipercaya oleh ketua Jian-Lei, kau juga merupakan keluarga dari Tuan Jae-Kyung dan memiliki ikatan dengan Kultus ini secara tidak langsung. Aku hanya bersyukur setidaknya ilmu yang terdapat di dalam buku tersebut jatuh di tangan orang sepertimu."
"Hahaha ... aku tidak menyangka senior Mandeok bisa melankolis seperti ini, ya?" tanya Haes-Sal sambil tertawa dan memukul punggung Mandeok.
"Sialan! Kalau kau memang menganggapku sebagai senior, kenapa kau harus memukulku sih? Lebih sopan dong!" ucap Mandeok yang langsung membenarkan posisi kacamatanya yang hampir terjatuh akibat ulah Haes-Sal.
Haes-Sal hanya tertawa kecil melihat respon dari seniornya itu.