"Kau melanggar aturan dua dunia, Haes-sal."
Pria itu menatap kosong pemandangan kolam renang di bawahnya. Keindahan air biru yang kontras dengan palet krem cerah tepian kolam tak berhasil memikat hatinya. Benaknya justru berlarian ke peristiwa pagi tadi.
"Melamun lagi?" Taehyung menyodorkan minuman pada aktornya.
Angin dingin meniup tirai kanopi di balkon tempat Shou bersembunyi. Jadwal syutingnya baru dimulai satu jam lagi. Lokasi syuting yang khusus menyewa area kolam renang Hotel Shilla dipenuhi banyak kru. Suasana yang membuat Shou terasa sesak.
"Hyung, apa Langit sudah mengetahui pernikahanku?" Shou balik bertanya.
"Karena pernikahanmu tidak dilaksanakan di hadapan Hwanung, secara teknis kau dianggap belum menikah." Taehyung menyesap minumannya. "Seharusnya kau sudah tahu soal itu. Kau jenderal Langit."
Shou menjepit dagu dengan telunjuk dan jempol. "Pagi tadi suara Sora muncul lagi di kepalaku."
"Jung Sora?" Taehyung terperanjat.
"Sora mana lagi yang kukenal?" sungut Shou. "Lagi-lagi dia bilang aku melanggar hukum Dua Dunia."
Taehyung terdiam cukup lama. Shou meliriknya tak sabar. "Ada apa, Hyung?"
Pria bertampang dingin itu menatapnya dengan sorot aneh. Namun, dia hanya menggeleng tanpa menjawab pertanyaan sepupunya. "Ayo, turun? Sudah waktunya kau bersiap. Adeganmu sebentar lagi dimulai."
Dua pria tampan itu beriringan menuruni balkon. Kehadiran mereka menyedot perhatian semua orang di sepanjang perjalanan. Bahkan, setelah berada di area tepi kolam renang, kru syuting banyak yang menghentikan sejenak kegiatan mereka hanya untuk menengok ketampanan dua makhluk adam itu.
Shou langsung menuju tempat Hee Young menunggu. Tanpa permisi, dia mendaratkan kecupan di puncak kepala perempuan itu. Kesiap keras sontak terdengar dari orang-orang di sekeliling.
"Shou, apa-apaan kau?" Wajah Hee Young yang masih bertutup masker merah padam.
Shou mengangkat bahu acuh tak acuh. "Aku tak mau pakai warna gelap hari ini."
"Apa?" Hee Young bingung.
"Mataku, jangan rias dengan warna gelap." Shou menunjuk dua matanya. "Kau mau kucium lagi?"
"Apa?" Hee Young linglung dengan perubahan drastis topik pembicaraan.
Shou berdecak keras. Di sebelahnya Taehyung mengulum senyum. Telapak pria itu mendorong bahu sepupunya. Isyarat yang ditangkap jelas oleh Shou.
Sang aktor menarik topi yang menutupi kepala istrinya, tak sengaja turut serta menarik jepit yang menahan ikatan rambut berombak. Gulungan panjang rambut dengan segera terurai. Saat jemari Shou meraih tali pengait masker, Hee Young menggeleng-geleng panik.
"Kau tak boleh bersembunyi lagi, Sayangku." Shou menyemangati.
"Shou, kita jadi tontonan semua orang. Perhatian ini milikmu, bukan milikku," desis Hee Young. "Aku di sini hanya jadi asistenmu. Kau artisnya."
"Aku hanya ingin memberitahu semua orang tentang kecantikanmu." Pria itu keras kepala.
Hee Young mendelik jengkel. Jadi ini semua tentang ego seorang pria? Memamerkan kecantikan istri yang dimiliki, mendapat pujian dan rasa iri dari sesama kaum adam. Lalu apa seterusnya?
Terlalu tenggelam dalam kekesalannya, Hee Young tak sigap mengantisipasi pergerakan cepat jemari Shou. Dalam sedetik masker hitam itu copot, mengekspos wajahnya dengan bebas.
Kali ini, jelas terdengar kesiap yang lebih keras. Hee Young merona hebat. Dia berharap lantai di bawahnya terbelah dan menelan dirinya. Namun, deretan keramik itu masih bergeming. Hee Young praktis memelototi benda tak bersalah yang dipijaknya.
"Kau sekarang dalam perlindunganku, Hee Young. Tak boleh ada yang merundungmu lagi."
Hee Young mendongak. "Kau melihatnya?" tanyanya lirih.
"Sangat jelas." Anggukan Shou adalah jawaban tak terbantahkan. "Aku sedang di atas ...."
"Kau terbang?" sela Hee Young kaget.
Alis Shou terangkat. Seringainya tercetak jelas. "Kau ingin terbang bersamaku?"
"Shou, jangan bercanda!"
Shou tertawa. Mata kecokelatan di wajah lancip itu melebar. Hati Shou dipenuhi kehangatan karena berhasil membuat perempuannya terpesona.
"Tidak, aku sedang di balkon dan melihatmu disiksa manajer Sora."
"Aku tidak disiksa." Hee Young tampak berpikir. "Dia hanya, yah, sedikit mengancamku."
"Mengancam apa?"
Hee Young menggeleng, menyembunyikan fakta bahwa Lisa—manajer Jung Sora—memberitahu bahwa artisnya akan berkencan dengan Shou selesai syuting. Si manajer yang tahu Shou pulang kerja bersama istrinya, meminta Hee Young tak mengganggu suaminya dan langsung pulang ke rumah.
Permintaan yang tentu saja ditolak Hee Young. Dia sudah punya rencana untuk Shou dan tak ingin orang lain mengganggunya. Dulu dia patuh, sekarang Hee Young mulai berani memberontak.
"Kali ini kau boleh berbohong," senyum Shou, "tapi tidak lain hari. Sepulang syuting kita kencan."
"Tapi ...." Hee Young berhasil menahan lidah tepat waktu. Dia tak ingin rencana fashion show seduktifnya untuk Shou malam ini bocor duluan.
Shou yang tak bisa membaca isi pikiran istrinya salah paham. Dia mengacak rambut Hee Young mesra.
"Aku tak akan berkencan dengan Sora. Kau tak perlu khawatir." Dia merunduk dan berbisik di telinga istrinya. "Mulai sekarang kau berdiri di sebelahku, jangan di belakangku, Sayang."
***
Pemuda itu terus menggulir layar gawai. Jarak matanya nyaris menempel ke benda berpendar di tangannya. Dia sangat serius hingga tak menyadari kehadiran beberapa orang di belakangnya.
"Apa yang kau lihat?"
Pemuda itu terlonjak kaget. Sembari mengelus dada, dia menjawab pertanyaan rekannya. "Aku sedang mencoba mengingat-ingat sesuatu."
"Tentang?"
"Yang bersama Kim Shou tadi, yang selalu pakai penutup wajah itu, istri Kim Shou, kan?"
"Ya! Sangat mengejutkan. Tak kusangka rumornya memang benar. Istri Kim Shou adalah penata gaya pribadinya."
"Apa kau tahu sesuatu tentangnya?" Perempuan berambut pirang strawberry yang bertugas di divisi kostum bertanya penasaran.
"Entahlah, wajahnya mengingatkanku pada seorang seonbae di SMA. Mereka mirip sekali, tapi .... Ah, itu pasti tak mungkin."
"Ada apa? Ada apa?" Empat kepala merapat ke pemuda itu.
"Seonbae yang kukenal penuh skandal. Dia terlibat kasus video asusila. Kim Shou tak mungkin menikahi perempuan seperti itu, kan?"
"Video asusila?"
Kali ini lima kepala serempak menoleh. Lisa berdiri merapat tembok. Matanya berkilauan licik. "Video apa yang kau bicarakan?"
"Eh, bukan apa-apa." Pemuda itu gugup. "Aku hanya salah orang. Permisi, aku pergi dulu."
Namun, cekalan Lisa menghentikan kaburnya si pemuda. Perempuan itu mengabaikan wajah gugup pemuda di hadapannya. Suara Lisa sangat pelan, hampir bersekongkol, dan dia melempar senyum termanisnya.
"Apa kau yakin salah orang?"
Pemuda itu mengangguk cepat. Lisa menyeringai. "Kurasa tidak. Apa kau tak curiga kenapa Kim Hee Young terus menutupi wajahnya? Seolah-olah dia tak ingin dikenali orang-orang?"
Pemuda itu tertegun. Lisa menjentikkan jari keras. Suaranya penuh kemenangan. "Mau bernostalgia sambil minum kopi, Kawan?"
Tanpa menunggu persetujuan, Lisa menarik lengan si pemuda. Dari kartu identitas yang tergantung di leher, perempuan itu tahu orang yang ditariknya adalah salah satu juru kamera. Mereka punya banyak waktu di jam istirahat ini, cukup untuk mengorek informasi yang bisa dia gunakan sebagai senjata.
"Jadi, apakah kau mau menceritakan tentang seonbae itu?" Lisa nyaris melemparkan si juru kamera ke kursi di sudut terpencil area kolam renang.
Lokasinya strategis meski tak punya banyak privasi. Setidaknya mereka terlindung dari sinar matahari yang dibenci Lisa, juga telinga-telinga penasaran yang doyan menguping.
"Kau Lisa, manajer Jung Sora, kan?"
Lisa mengangguk.
"Kenapa kau tertarik pada cerita seonbae aku?"
Ujung bibir Lisa terangkat tinggi. Tangannya sangat cepat merogoh isi tas, lalu menyelipkan beberapa lembar dollar ke genggaman si pemuda.
"Kudengar sekarang biaya hidup melejit. Kurasa tambahan uang saku dollar lebih menguntungkan daripada won, kan?"
Mata si pemuda berbinar. Buru-buru dijejalkannya uang itu ke kantong celana. "Nah, dari mana aku perlu mulai?"
***
"Aku ingat seorang kakak kelas bermarga Kim, tapi aku lupa nama lengkapnya. Dia hampir dikeluarkan dari sekolah karena membintangi video porno. Ada banyak rekaman tentang dia. Kalau aku tak salah ingat, wajahnya mirip dengan istri Kim Shou. Kurasa tinggi mereka juga sama, karena aku pernah berpapasan dengannya di kantin sekolah."
Skandal video porno. Membintangi video asusila.
Lisa tersenyum penuh kemenangan. Dia sudah membayar orang untuk mencari bukti masa lalu Hee Young. Tinggal menunggu dan menyebar video-video itu ke publik.
Tawanya membahana dalam mobil. Sebentar lagi jalan Sora mendapatkan pria idamannya akan sangat mulus tanpa hambatan. Setelah aib itu bocor, Shou pasti akan menceraikan istrinya. Saat itulah, dia akan mendorong Sora lebih agresif mendekati Shou.
"Ini benar-benar hari keberuntunganku!" Lisa memukul roda kemudi. Arlojinya masih menunjukkan pukul empat sore, masih cukup waktu untuk mempersiapkan kencan artisnya dengan Shou nanti malam.
Tangan langsingnya memutar roda kemudi. Mobil Lexus perak yang dikendarainya meluncur melewati apartemen Hanyang dan terus melaju hingga tiba di Galleria Departement Store Luxury Goods. Bangunan artistik dengan dinding menyerupai tempelan koin raksasa itu berkilauan tertimpa cahaya matahari sore. Lisa memarkir mobil, lalu bergegas naik ke lantai dua.
"Aku mengambil pesanan Nona Jung." Dilambaikannya kartu khusus pada pegawai butik yang menyambutnya.
Pegawai butik sigap menyerahkan kotak panjang pada Lisa. Setelah menyelesaikan transaksi pembayaran, perempuan itu berjalan cepat kembali ke mobil. Namun, di tengah pedestrian langkahnya terhenti oleh dering gawai. Nomor yang baru dikontaknya siang itu berkedip-kedip di layar.
"Yeoboseyo?" sapa Lisa riang. "Kau sudah dapat videonya?"
Terdengar suara di seberang sambungan telepon. Kebahagiaan di wajah Lisa meleleh. Mulutnya menipis mendengar penjelasan lawan bicaranya.
"Nihil katamu?" Pegangan Lisa di gawai mengencang. "Bagaimana bisa video sebanyak itu menghilang begitu saja dari internet?"
Lisa mendengarkan sejenak sambil berjalan. Kerutan di keningnya muncul dengan cepat. Dia meletakkan kotak gaun Sora di kursi belakang, lalu masuk ke ruang pengemudi.
"Jadi maksudmu ada jejak tertinggal tentang video-video itu sampai beberapa minggu lalu? Dan sekarang menghilang begitu saja? Yaa, kau ini peretas ulung atau bukan, sih? Mencari beberapa video saja tidak becus!"
Lisa menggeber gas keras-keras, tak peduli tolehan para pengguna jalan lain. Lexus perak itu bergabung dengan keramaian Apgujeong-dong. Dia memindahkan mode panggilan telepon menjadi nirkabel dan menghubungkannya dengan penyuara mobil.
"Jadi, maksudmu ada pihak yang telah menghapus seluruh video itu?"
Lisa berbicara untuk beberapa saat lagi sebelum mematikan sambungan telepon. Pandangan matanya fokus pada keramaian jalan, tapi otaknya berputar cepat menganalisis percakapannya dengan peretas sewaan. Jemarinya mengetuk gagang kemudi. Namun, hingga dia hampir tiba kembali di hotel Shilla, perempuan itu masih belum menemukan jawaban.
"Siapa sebenarnya dirimu, Kim Hee Young?"