Ustaz Arief, pria paruh baya pimpinan pesantren kobong yang santrinya tidak terlalu banyak. Hanya ada sekitar 15 santri lelaki yang tinggal di situ, sementara santriwati wanita hanya untuk tempat mengaji saja, tanpa menyediakan pemondokan yang sebagian besar anak-anak usia belasan tahun. Sedangkan sisanya sekitar lima orang seperti aku, hanya datang di saat-saat selepas salat lima waktu.
Sebenarnya ada rasa malu, melihat dari usiaku yang terbilang paling dewasa dibandingkan santri-santri yang lain. Akan tetapi karena keinginan untuk bisa mengirimkan doa buat Mamah, sekaligus ingin mengenal tentang agama maka kutepis semua rasa malu tersebut. Di usia ku yang sekarang memang bisa di katakan terlambat. Ustaz Arief pun bilang, "Selama kita masih bernafas, berapa pun usia kita, selama itu pula kita harus terus belajar dalam segala hal" Dan itu semakin membuatku bersemangat untuk terus mendalami agama q.