"Mas Sofyan, Mas ...," teriak seorang ibu ketika mobilku baru saja berhenti di depan pintu gerbang.
Aku pun langsung turun. "Iya, ada apa, Bu?"
"Tadi Mbak Ranaya loncat dari tembok itu," ucapnya sembari menunjuk tembok luar rumah.
Aku menatap tembok tersebut sembari mengernyitkan kening, masih tidak paham atas apa yang dikatakan ibu tersebut. "Ranaya loncat tembok? Maksudnya bagaimana?"
"Iya, tadi Mbak Ranaya loncat dari atas, terus sekarang pergi." Penjelasan tersebut membuatku gegas langsung membuka gerbang yang memang sengaja aku gembok. Tujuannya agar Ranaya selalu berada di rumah dan tidak bisa pergi-pergi.
Netraku seketika membulat ketika melihat sebuah tangga menempel di tembok. "Ranaya .... Tidak, dia tidak mungkin kabur."