Semua kantung Nayna terjatuh. Dia membeku. Luar biasa kaget ketika perempuan yang berdiri angkuh di teras itu menyorotnya dingin.
Nayna ingat betul wajah perempuan yang ia dapati bersama Mas Bagus di dalam kamar hotel. Wajah yang tirus dan mulus, tubuh yang ramping dan tinggi bak model. Rambut lurus berkilau. Sekilas mirip aktris yang wara-wiri di sinetron. Semua anggota tubuhnya terawat dengan baik, tidak seperti Nayna.
Apa karena itu Mas Bagus berpaling? Karena rupa yang lebih indah?
"Nay? Kok belanjaannya sampai jatuh? Sini biar Ibu saja, temun teman kamu sana."
Ingin rasanya Nayna berteriak bahwa perempuan itu bukan temannya. Dia temannya Mas Bagus—teman tidur.
Kenapa dia datang ke sini?
"Biar aku saja, Bu." Nayna membereskan semua belanjaannya dan meletakkannya di teras. Dalam waktu yang cukup lama, ia terpaku berhadapan dengan perempuan yang sedang bersedekap dingin itu.
"Temannya disuruh masuk, Nay. Biar Ibu buatkan makan malam."