Pove Mega
"Assalamualaikum," sapa seseorang saat baru saja aku membuka Resto milik Ranaya yang di percayakan kepadaku.
"Waalaikum salam," jawabku. Aku yang berada di balik kasir langsung menghampiri. Mungkin saja itu adalah pelanggan pertama. Karena Tina dan Budi sedang di gudang mengambil stok yang akan di di racik menjadi masakan terenak.
"Loh ... Mas Hadi. Tumben pagi-pagi begini mampir? Ranaya mana,?" tanyanya Dahiku berkerut melihat Mas Haid datang ke resto. Tak seperti biasanya.
"Aku sengaja datang pagi-pagi, Meg. Mas ada perlu denganmu sedikit, boleh Mas ganggu waktumu sebentar, Meg?" tanya Mas Hadi ragu.
"Boleh Mas, Silahkan masuk Mas!" aku mempersilahkan Mas Hadi masuk, untuk menghindari fitnah, aku mengajaknya duduk di dekat kasir. Lagi pula resto juga masih sepi, jadi menurutku tak masalah, walau ada hal yang penting sekalipun, orang juga nggak akan dengar.
