"Bagus ya, dua hari menghilang, ponsel gak aktif, pulang-pulang bawa seorang laki-laki? Wanita macam apa kamu?!"
Deg! Aku yang baru pulang langsung disambut ocehan suami yang tak tahu diri itu. Aku hanya menatapnya nanar.
"Jadi kamu sudah selingkuh di belakang aku? Apa ini yang kamu lakukan, Jesika? Kamu gak malu sama pendidikanmu yang tinggi itu?! Kamu gak malu sama status istri orang yang kamu sandang itu? Ternyata sikapmu lebih buruk dari pada sampah!"
Ck! Sudah salah malah menuduhku sembarangan pula. Enak saja! Memangnya hanya mulutmu saja yang bisa berkata seperti itu?
"Cukup, bab*! Hentikan omong kosongmu itu! Yang selingkuh bukan aku tapi kamu! Yang sampah itu kamu, bukan aku. Untuk menutupi kebusukanmu, kamu menuduhku? Enak saja!"
Hampir saja bang Zidane menamparku, tapi lelaki yang mengantarku pulang segera menghalaunya.
"Jangan pakai kekerasan begini, Mas. Tak baik, apalagi istri anda sedang membawa anak."