Lobak POV
"Udah sampe?" Rose menganggukkan kepalanya. Lobak langsung turun dan meregangkan otot-ototnya yang kaku, Lobak menatap Rose lalu ia berjalan menghampirinya. "Apa..." Rose menatap mata Lobak lalu ia mengusap rambutnya dan tersenyum.
Lobak menahan tangan Rose dan menyunggingkan senyumannya, "lo kira gue bakal ketipu tiga kali hm?" Rose menatap mata Lobak, "cobalah untuk tenang" Lobak mencium bibir Rose dan mengusap pipinya. "Gue bakalan tenang, mbah" Rose menendang perut Lobak dan Lobak terpental agak jauh.
Rose POV
Rose menatap Young Jae yang menghampirinya, "aku sedang kesal tolong kau urus dia!" Rose berjalan masuk ke dalam lobby dan ia melihat Jennifer berjalan menghampirinya, "aku dengar kau bertemu dengan seorang Luna?" Rose hanya menatap Jennifer dengan tatapan dinginnya.
"Jika kau hanya ingin menghancurkan hubungan ku dengannya, aku tidak akan segan-segan untuk membunuh mu" Jennnifer hanya menyunggingkan senyumannya, "aku ingin merebutnya darimu" Rose langsung mendorong Jennifer namun, Lobak menahan tangan Rose.
Matanya berubah menjadi hijau, sedangkan Jennifer hanya menyunggingkan senyumannya. "Oh... jadi lo kakaknya Rose? Salam kenal, kakak ipar" Lobak melegakan tenggorokkannya lalu ia menghembuskan napasnya kasar.
"Nama gue Lobak salken" Lobak menepuk pundak Jennifer lalu ia menghembuskan napasnya kasar. "Apa kau ada waktu untuk makan malam dengan..." Lobak tersenyum, "denger... gue bukan orang yang bakalan ngomong dua kali" Lobak menghembuskan napasnya kasar.
"Kalo lo gak suka gue, gapapa, ngomong aja... lagian semuanya rencana busuk lo kan?" Jennifer menatap tajam Lobak lalu ia mendorongnya. Jennifer memukul Lobak namun, Lobak menangkis pukulannya. Mata Jennifer berubah warna menjadi orange dan menggeram.
Jennifer langsung mengubah wujudnya menjadi serigala lalu ia menyerang Lobak. Lobak menghindar serangan Jennifer, "sialan!" Lobak langsung menendang perut Jennifer dan Jennifer terpental.
Lobak yang ingi menghampiri Rose langsung menahan Lobak yang menatap Jennifer tajam. Jennifer mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah lalu ia menghembuskan napasnya kasar. Jennifer mengubah matanya menjadi bewarna oranye dan menggeram.
Young Jae langsung menyegel kekuatan Jennifer. "Young Jae! Cepat buka segelnya!" Young Jae menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan menuruti kata-kata anda, yang mulia" Jennifer menggeram lalu ia mendorong Young Jae. "Mengapa kau malah membela wanita sialan itu ketimbang aku!? Aku adalah anak tertua dan penerus sah!" Lobak menengok sekilas lalu ia menatap Rose.
"Sementara dia bukan orang yang tepat!" Lobak langsung berlari menghampiri Jennifer dan mencekiknya, "Lobak!" Lobak melempar Jennifer ke luar dan ia menatapnya tajam. "Young Jae, buka segelnya" Young Jae menatap sekilas Rose dengan ragu. "Jangan" Young Jae menghembusan napasnya kasar.
Jennifer menyerang Lobak dan ia bisa menghindarinya. Lobak menendang punggung Jennifer dan ia jatuh tersungkur. "Kau..." para tetua langsung menghentikan pertarungan tersebut dan mereka melihat Lobak yang kini sedang menatap Jennifer.
"Gue ngomong baik-baik loh" Young Jae langsung membuka kembali segelnya dan membiarkan Jennifer pergi. Lobak memasukkan tangannya ke dalam kantong lalu ia menghembuskan napasnya kasar. Seluruh orangyang ada di lobby hanya menatapnya.
Lobak yang sadar akan tatapan yang di berikan oleh orang yang ada di sekitarnya, langsung menghembuskan napasnya kasar dan menghampiri mereka. "Um... ini... siapa ya?" Kelima tetua tersebut menatap Lobak dan orang yang ada di tengah mengulurkan tangannya.
"Mereka adalah para tetua yang akan membaca takdir mu" Lobak hanya menganggukkan kepalanya lalu ia menghembuskan napasnya kasar.
"Lobak bersikap sopanlah!" Lobak hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum dan menjabat tangannya. Para tetua menatap mata Lobak yang kini berubah menjadi bewarna hijau, "apa kalian melihat sesuatu?" Lobak menaikkan satu alisnya lalu orang yang ada di tengah langsung melepaskan jabatan tangannya.
"Ma-maafkan kami yang mulia...." Rose menganggukkan kepalanya. "Bisa kita berbicara sebentar?" Lobak menunjuk dirinya, "Yang Mulia, McConmarck, anak muda. Bukan dirimu" Lobak menghembuskan napasnya kasar.
"Aku akan menemui dirimu sebentar lagi" Lobak menganggukkan kepalanya lalu ia menatap ke taman labirin milik Rose. "Bermainlah bersama binatang peliharaanku" Lobak tersenyum lalu ia berlari menghampiri binatang peliharaan Rose.
Rose POV
Rose mengikuti para tetua dan menatap Young Jae. "Aku ingin kau mengawasi Lobak, aku takut jika ia malah hampir melukai hewan peliharaan milik ayah" Young Jae menganggukkan kepalanya, Rose langsung menuang tehnya ke dalam cangkir teh lalu ia menghembuskan napasnya kasar.
"Dia adalah kandidat yang cocok untuk meneruskan tahta keluarga mu, tapi... apa kau akan mempunyai sosok penerus lainnya?" Rose menghembuskan napasnya kasar, "apa ada pesan lain?" Para tetua menganggukkan kepalanya.
"Kau harus bersiap-siap dengan pertarungan yang besar" Rose hanya diam, "apa.... Slyvester menyerangnya?" Rose menganggukkan kepalanya, "dia tidak ada kaitannya dengan masalahku, apa yang akan terjadi selanjutnya?" Para tetua mengendikkan bahunya. "Kami tidak bisa membacanya" Rose menghembuskan napasnya kasar.
"Aku sungguh khawatir dengannya, apa aku harus melatihnya?" Rose mendengar lolongan serigala dan menghembuskan napasnya kasar, "kau harus melatihnya" Rose menghembuskan napasnya kasar.
"Apa itu akan segera terjadi?" Para tetua menganggukkan kepalanya, "aku tidak tahu apa yang kau pikirkan" Rose menghembuskan napasnya kasar, "aku akan megajaknya ke suatu tempat habis ini" para tetua menatap Rose. "Aku tidak akan memberitahunya tentang ini" Rose langsung meminum habis tehnya.
Rose menghembuskan napasnya, "tapi apa ada seorang werewolf..." Rose dan para tetua mendengar dentuman keras dan membuat ke enamnya langsung menghampiri suara dentuman tersebut. "Lobak..." Rose mendapati Lobak pingsan dan ia melihat Kyung Won yang berdiri di pagar taman labirin miliknya.
"Kau..." Para tetua langsung menahan lengan Rose dan menggelengkan kepalanya, "ini bukan petarungan mu" Kyung Won hanya tertawa mengejek dan menatap Rose, "apa? Apa lo marah?" Kyung Won langsung turun dan menginjak-injak wajah Lobak. "Woy, bangun" Kyung Won masih menginjak-injak wajah Lobak namun, ia merasakan kakinya di pegang.
Lobak POV
Lobak langsung menarik kaki Kyung Won dan meninju alat vitalnya. Lobak langsung berdiri dan ia di bantu oleh tanaman rambat yang tumbuh di taman labirin tersebut. Kyung Won mengerang ke sakitan sambil memegang alat vitalnya.
"K-kau..." Lobak menatap Rose dan para tetua yang kini menatapnya khawatir, Lobak mencoba untuk membuat Kyung Won pingsan namun, ia menggeram kesal dan pergi. Lobak hanya diam dan menaikkan satu alisnya.
"Apa kau tidak apa-apa?" Lobak menganggukkan kepalanya, "gue gapapa" Rose langsung memeluk Lobak erat dan menghembuskan napasnya lega. "Oh... gue dapet pelukan, gue kira lo gak akan...." Rose memasukkan 3 potong sandwich ke dalam mulutnya dan tersenyum.
"Jangan terlalu banyak bicara!" Lobak menatap tajam Rose dan Rose hanya memakan macaroonsnya dengan santai. "Bisakah kau taruh makanannya di meja? Aku akan makan di meja" Lobak terbatuk saat ia sudah melahap habis tiga sandwich yang ada di dalam mulutnya.
TBC