Fabio melangkahkan kaki menyusuri rak demi rak toko bahan makanan itu. Mulai dari bahan makanan basah hingga kering. Tak terasa trolinya hampir penuh. Beberapa orang bahkan memandang ke arahnya. Penampilan super rapi dan keren ala CEO itu membuat siapapun bertanya, siapa gerangan pria yang mendorong troli itu.
Fabio hanya tak ingin membuat Amanda kecewa sehingga dia memilih banyak bahan makanan sendiri.
"Bayar dan pulang," lirihnya menuju kasir.
Bahkan antrean panjang kasir saat itu membuat peluhnya menetes.
"Wah, panjang sekali antrean ini?" keluhnya.
Namun dengan sabar Fabio menunggu hingga semua selesai. Cinta membuatnya bisa melakukan hal segila itu. Dia benar-benar bukan Fabio yang penuh rasa gengsi dan keras kepala.