Aaron Liu masih saja terdiam tanpa mengatakan apapun. Selama perjalanan, ia sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun. Sebuah pukulan berat kembali harus dirasakannya setelah beberapa waktu berlalu.
Tak pernah menyangka jika Miranda Choi telah berhubungan dengan pria lain saat masih berstatus sebagai calon istrinya. Hal itu terlalu menyakitkan bagi seorang pria yang baru saja kehilangan segalanya setelah keluarganya bangkrut.
"Sejak kapan hubungan kalian berakhir?" tanya Jiang Lily memulai pembicaraan itu. Ia ingin memastikan jika pria itu tak terlalu terluka atas pengkhianatan calon istrinya.
"Belum ada sebulan," jawab Aaron Liu singkat.
"Apa! Padahal usia kehamilan perempuan tadi hampir tiga bulan. Bagaimana kamu tak pernah menyadari jika calon istrimu tengah hamil?" Jiang Lily berpikir jika pria itu terlalu bodoh dan juga sangat ceroboh.
Tak hanya dikhianati saja, perempuan itu bahkan sama sekali tak ingin menganggap keberadaannya. Rasa iba dan juga kasihan semakin besar di dalam hati Jiang Lily. Tak percaya jika asistennya itu telah mengalami kehidupan yang begitu sulit.
Berpikir jika perbuatan perempuan itu sangat kejam, Jiang Lily tak ingin membuat pria itu semakin terpuruk. Ia harus melakukan sesuatu untuk membuat Miranda Choi tak begitu semena-mena pada Aaron Liu.
"Aku ingin kita berdua datang ke pesta pernikahan perempuan itu," celetuk Jiang Lily dengan sedikit ragu. Ia tak yakin jika Aaron Liu akan menyetujui hal itu.
"Untuk apa aku datang ke pernikahan mereka? Apakah hanya untuk dipermalukan saja? Aku tak akan datang!" sahut Aaron Liu dengan perasaan bercampur aduk dan tak karuan.
"Selama ada aku, kamu tak akan mungkin dipermalukan oleh siapapun," tegas Jiang Lily cukup meyakinkan. Ia tak mungkin membiarkan asistennya sendiri dipermalukan di hadapan umum.
Aaron Liu hanya terdiam tak memberikan tanggapan apapun. Ia masih belum siap jika harus menyaksikan pernikahan mantan tunangannya. Meskipun dalam hatinya, pria itu sangat penasaran dengan seseorang yang telah berselingkuh dengan Miranda Choi.
Tak kembali ke perusahaan, Jiang Lily justru mengajak asistennya untuk langsung pulang. Perempuan itu cukup memahami perasaan dari Aaron Liu.
Tentu saja tak mudah saat mengetahui perempuan yang baru beberapa waktu berpisah dengannya, justru tengah hamil hampir tiga bulan. Terlalu jelas jika mantan tunangannya itu telah berselingkuh di saat masih dengannya.
"Beristirahatlah dulu! Nanti malam aku akan mengajakmu ke suatu tempat," ucap Jiang Lily pada seorang pria yang terlihat tak bersemangat sama sekali.
"Jika Nona sudah siap, langsung panggil saja aku," balas Aaron Liu dengan suara lirih sebelum masuk ke dalam kamarnya.
Saat itu juga, Jiang Lily langsung menemui neneknya. Ada hal penting yang harus dikatakannya. Ia seolah tak mampu untuk menahan hal itu untuk lebih lama lagi.
"Ada yang ingin aku katakan, Nek!" Tanpa permisi, Jiang Lily langsung masuk di kamar seorang wanita tua yang sedang membaca beberapa berkas di tangannya.
"Tidak bisakah kamu mengetuk pintu dulu, Lily!" ketus Nenek Jiang karena merasa jika cucunya sudah sangat tak sopan.
Tak peduli dengan teguran neneknya, Jiang Lily mengambil berkas-berkas itu lalu meletakkan di atas meja. Ia pun mengajak Nenek Jiang untuk duduk di sebelah sofa yang berada di sebelah jendela kamar itu.
Hal itu memunculkan rasa penasaran di dalam hati Nenek Jiang. Ia sangat yakin jika terjadi seseorang yang tak terlalu baik.
"Ini sangat penting, Nek ... mengenai Aaron. Ternyata Miranda Choi adalah mantan tunangan Aaron. Perempuan itu telah berselingkuh dan juga mengkhianatinya. Tak hanya itu saja, Nek. Aku mendengar sendiri jika perempuan itu melontarkan kata-kata penuh penghinaan kepada Aaron." Jiang Lily mencoba untuk menceritakan segala ucapan kasar dari Miranda Choi. Meski ia tak menyukai Aaron Liu, perlakuan kasar perempuan hamil itu sudah sangat berlebihan.
"Apakah kamu mengatakan yang sebenarnya, Lily? Ini bukanlah sebuah tuduhan yang tak beralasan 'kan?" tanya Nenek Jiang untuk memastikan kebenaran itu.
"Untuk apa aku berbohong, Nek? Meski aku tak menyukai Aaron, melihatnya begitu tertindas aku merasa sangat kasihan padanya." Jiang Lily tentunya hanya manusia biasanya. Ia memiliki hati nurani dan juga belas kasihan pada orang lain.
Nenek Jiang terdiam sejenak. Ia masih saja tak menyangka jika kehidupan Aaron akan seburuk itu. Pantas saja pria itu tampak sangat terpuruk saat mereka pertama kali bertemu.
Namun, ada satu hal penting yang masih belum diketahui oleh Nenek Jiang. Ia masih belum mendapatkan informasi mengenai latar belakang keluarga Aaron Liu. Sedangkan untuk bertanya secara langsung, bisa saja akan sangat menyinggung perasaannya.
"Apakah kamu akan datang ke pernikahan Miranda Choi?" tanya Nenek Jiang pada cucunya.
"Aku berencana untuk mengajak Aaron untuk datang ke pesta pernikahan mantan tunangannya itu. Dia tak boleh terlihat lemah ataupun menyedihkan. Aku akan membuatnya melihat sosok pria yang selama ini telah berselingkuh dengan calon istrinya itu." Jiang Lily begitu yakin jika Aaron Liu mau datang bersamanya.
Jika sampai tak mau datang, ia akan memaksa Aaron Liu hingga mau datang bersamanya. Hal itu dilakukannya untuk kebaikan dari pria itu sendiri. Jiang Lily bahkan akan membuat pria itu menjadi pusat perhatian di pesta pernikahan perempuan murahan itu.
Statusnya sebagai anggota Keluarga Jiang cukup bisa membuat semua orang sangat menghormatinya. Mengingat neneknya adalah sosok wanita yang sangat berpengaruh di dunia bisnis.