Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Morning Star : L

BabyNova
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.8k
Views
Synopsis
Lucifer bertemu seorang Penyihir disebuah toko Jalanan . Penyihir itu mengatakan , bahwa dia bisa melakukan hal-hal ajaib dengan Sihirnya . Lucifer yang sedang iseng hanya bermain-main dan berakhir dengan membuat Kontrak dengan Penyihir itu . Sejak saat itu , Energi Jiwa yang tersegel bangkit dari kedalaman tubuh Lucifer . Lalu , Lucifer tiba-tiba memiliki kemampuan untuk melihat Jiwa-jiwa yang berkeliaran . Lucifer saat itu hanya mengabaikannya . Tapi Lucifer perlahan dituntun kekedalaman Dunia .
VIEW MORE

Chapter 1 - Awal Yang Membawa Warna

Hari itu , aku tidak pernah berpikir jika aku akan bertemu dengannya . Aku saat itu hanya berpapasan dengannya dipinggir jalan didepan sebuah Toko .

Didepanku , dia dengan santainya berkata " Aku seorang Penyihir " . Aku yang saat itu hanya bisa tertawa ketika mendengarnya .

Tapi reaksiku tidak membuatnya mundur . Dia mulai mengatakan hal-hal tidak masuk akal seperti berbicara dengan Iblis , atau melukai orang lain dengan menggunakan Iblis yang diperintahnya .

Dia lalu bertanya , apakah aku akan mencobanya ? . Aku yang tidak berpikir serius saat itu menerima tawarannya .

Dia mengatakan , apa yang aku inginkan untuk Iblis lakukan . Lalu aku bilang kepadanya , bahwa aku ingin orang yang aku benci mati . Aku tidak sadar saat itu .

Tapi , Seseorang yang mengaku Penyihir itu tetap bertingkah sama . Dia memintaku untuk menunjukkan foto dari orang yang aku benci . Aku mengeluarkan Hp dari kantongku dan memberikan kepadanya sebuah Foto . Itu adalah foto teman sekelasku yang tidak aku suka .

Dia lalu pergi sambil mengatakan beberapa kata kepadaku .

" Tunggu saja beritanya besok . Setelah melihatnya , aku yakin jika kau akan percaya bahwa aku adalah seorang Penyihir "

Dia meninggalkanku begitu saja . Tapi aku tidak berpikir itu serius . Sampai hari ini tiba .

Wali kelasku berbicara didepan semua murid kelas .

" Kemarin , teman kalian yang bernama Marin Rotte ditemukan mati dirumahnya dengan wujud yang mengenaskan . Polisi menduga bahwa Marin dibunuh oleh seseorang , tapi belum ada kepastian untuk itu . Kita hanya bisa berdoa untuk teman sekelas kita Marin . Semoga , amal dan pahalanya menemaninya disurga nanti "

Semua murid didalam kelas terkejut tentunya setelah mendengar kabar kematian orang itu . Tapi , aku yang lebih terkejut mendengarnya . Jika memang Marin mati , apakah berarti orang itu benar-benar Penyihir ? .

Aku memegangi kepalaku yang bingung . Tidak ada petunjuk , ada kemungkinan ini adalah sebuah kebetulan , tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ini juga ulah Penyihir itu .

Aku tidak bisa melakukan apa-apa karena memang sudah terjadi . Aku hanya bisa berdoa untuk teman kita yang malang , Marin .

" Maafkan aku . Jika ini memang karena Penyihir itu , aku secara tidak langsung pasti sudah membunuhmu . Jadi , semoga kau kekal dialam sana dan bahagia " Kataku dengan suara rendah .

Yah , mungkin ini memang sebuah kesialan . Tapi mau bagaimana lagi , ini adalah hal yang sudah terjadi . Sehabis pulang sekolah , aku akan menemui lagi Penyihir itu .

Tapi , apa ini ? ... Kenapa aku melihat Marin didepanku ? .

Marin yang disebutkan sudah mati sekarang tepat berada didepanku . Wajahnya marah dan dia terlihat sedikit transparan serta sedikit melayang .

Apa ini ? .. apakah ini aku berhalusinasi karena rasa bersalah ? . Sebenarnya itu tidak mungkin terjadi . Lagipula , aku memang tidak menyukainya , mustahil jika aku merasa bersalah . Keinginan untuk menghilangkan Marin itu asli . Tidak ada kebohongan disana . Aku bukan hanya Iseng dan main-main saat itu .

Aku saat itu hanya berpikir . Tidak ada ruginya untuk mencoba . Jika tidak berhasil , setidaknya aku mencoba . Dan jika berhasil , keberuntungan berarti ada dipihakku .

Berarti , apakah ini yang disebut dihantui ? , Sangat merepotkan sekali .

Aku menatap Marin yang berada didepanku . Marin terlihat sangat marah , dia mencoba mencakarku berulang kali , tapi setiap serangan itu hanya menembus tubuhku . Kasihan sekali .... Doa semua teman sekelas menjadi sia-sia .

Aku berekspresi seperti biasa . Lagipula , ini bukan pertama kalinya aku melihat Hantu . Jadi aku pikir ini bukan hanya halusinasi , tapi fenomena yang sama saat itu .

Aku mulai melihat hantu-hantu seperti ini tepat setelah aku bertemu orang yang mengaku sebagai Penyihir itu . Dimulai ketika aku pulang , aku melihat kakekku sedang duduk disofa . Padahal , kakekku sudah mati dua tahun yang lalu . Kakekku saat itu nampaknya menyadari bahwa aku bisa melihatnya , dia terus menggangguku selama beberapa jam .

Dan ketika aku berangkat pergi sekolah pagi ini , aku melihat tetanggaku yang sudah meninggal terbang disekitar jendela , menatap istrinya yang sedang makan bersama pria lain . Bukan hanya itu saja , aku melihat banyak orang-orang yang berterbangan dilangit , nampak seperti Jiwa bagiku . Dan Aura mereka sama , aku dapat merasakan bahwa mereka adalah Jiwa-jiwa yang masih mempunyai penyesalan semasa hidupnya . Aku berpikir seperti itu .

Bahkan disekolah ini , aku melihat beberapa jiwa sedang terbang selain Marin yang ada didepanku . Jadi wajar jika aku tidak terkejut . lagipula , Manusia adalah makhluk yang mudah beradaptasi .

Yang membuat aku bingung adalah , kenapa Marin datang dan marah kepadaku ? . Apakah dia secara tidak sengaja mendengar perkataanku tadi ? . Tidak , tidak mungkin , Marin tidak ada disekitar ketika aku mengatakan itu . Apakah mungkin jika Jiwa lain berinteraksi dengan Jiwa yang lain ? . Jika memang seperti itu , ada kemungkinan bahwa ada Jiwa yang memberitahukannya kepada Marin .

Tunggu , tapi ada kemungkinan lainnya . Ada kemungkinan bahwa Marin tadi bersembunyi dan tidak ada dalam pandanganku . Yang satunya lagi , ada kemungkinan jika Penyihir atau Iblis yang memberitahukannya kepada Marin . Bukankah orang itu bilang , bahwa dia bisa memerintahkan Iblis ? . Jila Iblis adalah makhluk yang suka bermain-main , sangat memungkinkan jika Iblis itu yang memberitahunya .

Hmmm ... , Semuanya semakin membingungkan . Aku rasa ini akan merepotkan . Aku juga tidak suka jika melihat orang yang sedang marah ini terus . Apakah mungkin , aku harus berbicara kepadanya ? . Emmm , cukup merepotkan .

Marin yang masih ada didepanku tanpa lelah masih mencoba menyerangku terus . Padahal pelajaran sudah dimulai , tapi Marin menghalangi papan tulis . keberadaannya membuatku tidak semangat untuk belajar . Ughh ... , Aku menghela nafas .

" Apakah aku perlu memberikan bunga bela sungkawa atau apa ? " Aku lagi-lagi berbicara pelan . Tentu , aku tidak ingin dianggap gila jika berbicara dengannya didepan semua orang ini .

Setelah aku berbicara seperti itu , Marin malah bertambah marah dan semakin bersemangat untuk mencoba menyerangku . Sial .... , Aku bukan dukun atau petugas penuntun Jiwa .

Ini semakin merepotkan . Marin tidak bisa berkomunikasi denganku , dia tidak bisa berbicara nampaknya . Apakah perlu untuk pergi ke Penyihir itu ? . Tidak ada pilihan lain , aku kan rencananya juga akan mencoba menemui Penyihir itu .

Tapi jika diingat-ingat lagi . Aku tidak merasa bahwa tempat didepan Toko kemarin adalah basis operasinya . Tempat itu hanya teras Toko biasa .

Mungkin aku tidak akan menemuinya disana . Aku hanya berharap saja jika orang itu akan datang untuk membanggakan dirinya . Soalnya , dia terlihat seperti seseorang yang ingin terus dipuji . Dia mungkin juga akan memberikan petunjuk untuk kemampuan baruku ini .

[ Huh ... Pertama-tama , aku membunuh orang hanya dengan kesepakatan sepele . Dan kedua , aku mendapatkan kemampuan untuk melihat arwah atau Jiwa dari orang mati . Benar-benar kejadian yang aneh ] Kataku dalam hati .

Untuk sekarang , aku harus melakukan sesuatu terhadap Arwah atau Jiwa Marin ini . Ahhhh , pekerjaan rumahku bertambah .

Aku berjalan kedepan kelas untuk meminta izin ketoilet . Setelah mendapatkan izin dari guru , aku keluar dari kelas dan menuju ke toilet . Marin juga mengikutiku dari belakang sambil masih mencoba menyerangku . beberapa Jiwa-jiwa penuh penyesalan lainnya juga ada di koridor sekolah ini . Sekolah nampak semakin ramai bagiku .

Dan semua ini terjadi sejak aku bertemu Penyihir itu . Duniaku berubah dengan hanya pertemuan itu .

" Wanita itu . Aku yakin hanya dia yang bisa aku datangi sekarang jika aku menginginkan informasi "

Aku tentunya , tidak bisa percaya dengan dukun gadungan . Aku harus bertemu wanita itu .

Tapi , entah kenapa , aku jadi teringat wajah wanita itu . Aku merasa seperti pernah melihatnya disuatu tempat yang lain selain didepan toko saat itu .

Aku mencoba mengingatnya ... Tapi ...

[ Ughh , percuma . Aku tidak bisa mengingatnya , ingatan ini terlalu

samar ]

Mencoba memaksa mengingatnya akan sangat merepotkan , jadi aku akan menyelesaikan masalah Marin ini dulu .

Setelah berjalan sebentar , aku akhirnya sampai di kawasan Toilet Pria . Aku yang hanya sendiri disana mulai melihat sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang akan lewat . Lagipula , aku tidak ingin seseorang akan menganggap aku gila .

" Huh , nampaknya seseorang tidak akan lewat untuk sebentar . Aku harus memanfaatkan waktu ini se-optimal mungkin "

Aku kemudian berbalik ke arah Jiwa Marin yang masih marah . Aku pertama-tama mencoba menyentuhnya . Tapi nampaknya juga tidak berhasil .

" Sial , apa ada cara lain untuk berkomunikasi dengannya ? . Aku tidak mau terus diganggu seperti ini , ini sangat tidak nyaman . Aku juga butuh privasi , walaupun yang melihatnya itu hantu sekalipun "

Aku mencoba untuk menyentuhnya beberapa kali lagi , tapi masih tidak ada hal yang nampak berubah . Bahkan Jiwa Marin terlihat mengabaikan setiap tindakanku . Ini menunjukkan bahwa , kemungkinan komunikasi dengan suara dan gerakan lebih lanjut tidak dapat dilakukan .

Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba .

" Aku minta maaf , Marin " Kataku sambil membungkuk khas orang jepang .

Aku mengintip ke arah Marin . Memang , ada sedikit perubahan disana , Marin terlihat bingung . Tapi reaksi itu hanya berlangsung beberapa saat , setelahnya , Marin kembali mencoba menyerangku yang sedang dalam posisi membungkuk ini .

" Nampaknya dia tidak bingung dengan tindakanku tadi . Mungkin dia bingung kenapa targetnya tiba-tiba bergerak dan menghindari serangannya . Atau mungkin , dia tidak menyangka bahwa aku akan dapat lolos dari

serangannya ? "

Semua tindakannya memang sedikit sulit dimengerti dan merepotkan .

" Jika iya , apakah berarti bahwa Jiwa atau Arwah Marin ini tidak dapat berpikir ? . Jika dia bisa berpikir , setidaknya kami bisa berkomunikasi . Tapi Marin saat ini hanya terlihat seperti Arwah gentayangan yang hanya menyisahkan dendam semasa hidupnya . Mungkin tidak ada pikiran lain selain kemarahan di kepalanya "

Jika memang seperti itu , ini akan menjadi lebih merepotkan . Kasus ini tidak seperti aku yang harus mencari pembunuh seseorang untuk membantu Arwah seseorang itu tenang . Arwah itu bahkan mengetahui siapa yang membunuhnya dulu . Jadi , apa yang harus aku lakukan ? , Meluruskan kesalahpahaman ? .

" Apakah Arwah Marin ini menginginkan hal seperti apa alasan kenapa dia dibunuh atau dibenci olehku ? . Memang , jika penyesalannya adalah

[ kenapa dia tidak tahu kenapa dia mati ]

Memberitahu alasan dan sebabnya itu bisa menghilangkan rasa penasarannya dan penyesalannya "

Tapi , kata-kata apa yang harus aku berikan ? . Kebencian murni ? , Aku tidak mungkin memberitahunya seperti , karena iseng , kan ? .

Ketika aku memikirkan alasan yang cocok . Aku tanpa sadar berenang kekedalaman ingatanku tentang sosok yang bernama Marin Rotte .

Marin adalah seseorang yang ceria dan baik . Dia terlalu bersemangat setiap melakukan semua hal sampai membuat aku terganggu ketika melihatnya . Aku jengkel dengan sikapnya yang diterima semua orang itu . Aku bertanya-tanya , kenapa semua orang suka terhadap sikapnya ? , Padahal aku merasa risih dan jengkel .

Suaranya membuatku merasa tidak nyaman . Marin selalu mencoba akrab dengan semua orang dikelas , termasuk aku . Marin selalu mencoba berbicara kepadaku , dan itu membuatku terganggu ketika harus dengan cepat berpikir tentang memotong habis jalur percakapan agar Marin berhenti berbicara . Sikapnya itu mengganggu .

Dia adalah orang yang baik . Dia selalu perhatian kepada semua orang dikelas , dan lagi-lagi termasuk aku yang bisa dibilang kanker kelas . Aku seperti kehadiran kecil yang tidak diinginkan . Dan sikap baiknya Marin terhadapku hanya membuat aku terlihat menyedihkan . Aku benci terlihat menyedihkan . Karena itu , aku benci dia yang menyebabkan rasa tidak nyaman itu .

Sebut aku adalah orang yang egois . Memang , aku adalah orang yang seperti itu . Aku sendiri , dan selalu sendiri . Bukan berarti aku mempunyai kemampuan komunikasi yang jelek . Hanya saja , aku merasa tidak cocok dengan semua orang dikelas .

Ini terjadi ketika semasa SMP . Aku berteman dengan sekumpulan remaja brengsek yang masih suka sengaja melanggar peraturan . Aku yang saat itu tidak ingin ditinggalkan selalu mengikuti apapun yang mereka lakukan . Aku menyedihkan saat itu , tapi aku masih belum menyadarinya .

Ketika waktu terus berlalu , ikatanku dan mereka tidak kunjung bertambah erat . Malah , aku semakin menyadari bahwa ikatan ini tidak pernah ada sejak awal untukku .

Aku memikirkannya lagi . Aku mengikuti mereka dan melakukan tindakan yang tidak sepertiku . Aku merasa selalu mempunyai tempat jika berada disekitar mereka . Tapi , aku tidak sadar jika aku hanya memaksakan ikatan itu .

Aku tidak sadar bahwa aku diabaikan dan tidak dipedulikan . Bagi mereka , aku hanya kehadiran tambahan yang tidak mempengaruhi apapun . Bagi mereka , aku tidak penting .

Untungnya , aku menyadari hal itu pada akhirnya . Bahwa , kami tidak cocok . Sejak saat aku menyadarinya , aku mulai menjauh dari mereka dan menjadi sendiri . Apakah kau tahu apa yang menjadi tanggapan mereka ? . Mereka hanya bertindak seperti biasa dan tidak memperdulikan kepergian diriku .

Aku merasa sakit hati hingga ingin menangis . Ingin menangis ketika menyadari setidak berartinya ikatan itu . Padahal , aku juga ingin berkelompok . Aku ingin tertawa bersama dan berbagi pendapat . Tapi , aku kecewa karena kenyataan memang mengatakan bahwa ikatan yang aku miliki itu palsu .

Dan aku membenci Marin yang mencoba menuntun kembali aku kepada ikatan palsu itu . Marin selalu mengajakku untuk pergi bermain bersama teman-temannya . Aku berpikir , apakah Marin tidak menyadari bahwa dia sudah memaksakan suatu ikatan ? .

Semua teman-temannya Marin nampak sangat tidak setuju tentang aku yang masuk ke kelompok itu , dan aku melihatnya dengan jelas . Melangkah lebih jauh akan memasukkanku lagi kedalam posisi yang menyedihkan . Aku dapat menebak apa yang akan terjadi ketika aku ikut dengan mereka .

Pertama-tama , aku akan ditinggalkan dibarisan belakang . Kedua , aku akan diabaikan disetiap pembicaraan . Mungkin Marin akan sedikit mencoba berbicara kepadaku , tapi aku yakin , bahwa yang lainnya tidak akan membiarkan itu .

Semua kemungkinan hanya menuntunku ke keadaan menyedihkan . Ini terjadi karena aku tidak cocok dengan mereka , dan aku sekali lagi menyadari itu .

Dan pada akhirnya , Marin yang sudah tidak tahan lagi untuk memaksaku mulai menjauh dariku .

Lebih baik , lebih baik seperti itu . Mungkin kamu merasa cocok dengan mereka , tapi aku tidak . Terimakasih karena telah mencoba berteman denganku . Tapi , kita tidak cocok . Kita sangat tidak cocok . Jadi ... , Aku harap kau hanya harus peduli dengan kehidupanmu . Jangan pedulikan aku yang sendiri ini . Aku baik-baik saja . Aku lebih baik-baik saja daripada harus memaksakan sebuah ikatan lagi .

Begitulah .... , Itulah alasan aku membenci Marin .

Tanpa sadar , ketika menyelam ke ingatan sedih itu , aku merasakan pipiku basah . Aku , menangis ? . Aku memang orang yang emosional , jadi ini biasa bagiku jika aku menangis hanya dengan kembali mengingat kenangan tidak menyenangkan .

Aku menoleh kearah kaca besar didinding . Disana , Marin tidak terlihat . Mungkin karena dia seorang Arwah .

Yang ada dipantulan kaca itu hanya seorang remaja berambut hitam berkacamata bulat tipis . Wajahnya tidak terlihat buruk , tapi juga tidak terlalu tampan . Aku merasa , bahwa wajah itu menunjukkan beberapa ketajaman tertentu yang dapat membuat anak kecil menangis , dan aku menggunakan kaca mata ini untuk sedikit menguranginya .

Ia memiliki mata berwarna hitam dengan pupil biru tua , ini menjadi sedikit unik diantara orang-orang lainnya . Dan remaja itu terlihat sedang menangis .

Orang yang terpancarkan di cermin itu adalah aku yang sedang menangis . Aku terlihat menyedihkan ketika menangis . Tapi aku tidak membencinya . Entah kenapa , aku tidak membenci perasaan alami ini .

Setelah beberapa saat menangis , aku lalu ingin menghapus air mata itu . Mengangkat kaca mataku , dan aku mencoba mengusap air mata itu dengan tanganku .Tanganku lalu mendekat ke arah air mata itu . Tidak , itu bukan tanganku . Aku menoleh untuk melihat ke arah sosok yang mempunyai tangan itu , Marin .

" A-Apa yang kau lakukan ? "

Aku bingung , kenapa Marin mencoba mengusap air mataku ? . Walaupun tangannya menembus , tapi hanya niat dari tindakannya membuatku terkejut . Mana Marin yang sangat marah kepadaku itu ? .

Marin dengan marah mencoba menyentuhku . Tapi kali ini , dia tidak terlihat ingin menyerangku , Tapi kali ini , dia terlihat seperti mengasihaniku . Dia dengan terburu-buru ingin mengusap air mataku dengan tangannya , seperti takut bahwa bukan dia yang melakukannya .

" Apa yang kau lakukan ? " Tanyaku sekali lagi , tapi Arwah Marin tidak menanggapinya .

Lalu .....

Wajah Arwah Marin kembali kebentuk awalnya . Wajah yang Marah . Pada awalnya , sulit membayangkan bahwa orang ceria dan baik seperti Marin akan membuat wajah seperti itu , tapi sepertinya kemarahannya kepadaku itu nyata .

Tapi , kenapa Arwahnya ini bisa berubah sikapnya ? , Hampir seperti tindakannya tidak terkendali . Padahal , Arwah ini terlihat seperti hanya perwujudan dari kemarahan dan penyesalan untuk semasa hidupnya . Tapi , perilaku baik seperti tadi menurutku tidak mungkin . Karena , memang tidak diragukan lagi jika hanya penyesalan yang tersisah dari Arwah Marin ini .

Apakah yang tadi adalah sisa-sisa dari perasaan Marin Rotte ? . Bisa jadi ....

" Ah . Apakah kau adalah orang yang segitu baiknya ? , Sampai-sampai , Arwahmu saja masih mengasihaniku . Kau memang orang yang keras kepala , bahkan jika sudah mati sekalipun "

Aku tersenyum mengingat sikap Arwah Marin sebelumnya . Ah , aku rasa , aku harus mencari penuntun Jiwa . Seperti , Malaikat , mungkin ? . Jika tidak , aku akan kerepotan karena harus mencari cara untuk menuntun Jiwa atau Arwah Marin ini .

" Yah , untuk saat ini , Mari kita cari dulu wanita yang mengaku sebagai Penyihir itu dan menanyakannya tentang cara menghilangkan Arwah Marin ini "

Aku berjalan keluar toilet dan berjalan kembali kekelas . Tapi ketika memikirkan untuk kembali belajar , aku merasa malas dan tidak semangat .

" Ugh , tiba-tiba , aku menjadi tidak niat untuk belajar . Aku rasa , aku akan ke perpustakaan saja "

Biasanya ketika aku malas untuk belajar , aku kabur ke perpustakaan dan membaca buku disana . Bahkan terkadang , aku dipanggil oleh guru BK karena terlambat kembali kekelas dan malah ke perpustakaan . Dan jika aku lelah , aku bisa juga tidur disana .

Aku berbelok menuju koridor lain . Sekolahku terletak didekat pantai . Jadi , aku juga bisa melihat pantai dari sini . Laut biru yang penuh ombak terlihat alami seperti biasa , itu adalah keajaiban karena alam bisa bertindak teratur seperti ini .

Aku juga terkadang bolos dan pergi ke pantai . Bisa dibilang , sekolah ini lebih menyenangkan dari pada dirumah .

Setelah banyak langkah kaki , aku perlahan berjalan menuju pintu perpustakaan dengan Marin yang masih dibelakangku .

Dari dekat , aku melihat seorang siswa perempuan yang sedang membawa tumpukan buku dan akan masuk kedalam perpustakaan itu .Tapi , kumpulan buku yang nampak berat itu mengganggu keseimbangannya , perempuan itu terjatuh bersama kumpulan buku yang dibawanya .

Aku yang berada didekatnya merasa terkejut dan bergerak secara refleks untuk membantu . Aku mengumpulkan buku-buku yang tergeletak dan mengumpulkannya .

" T-Terima kasih " Katanya .

" Tidak , tidak apa-apa " Jawabku .

Ketika semua buku sudah terkumpul , aku berdiri dan memberikan buku-buku yang sudah aku pungut itu .

" Ini .... " Kataku sambil memberikan buku-buku dengan kedua tanganku .

Aku bodoh karena tidak peka , jika aku memberikannya lagi kepadanya , dia mungkin akan jatuh lagi .

" Ya ... , Terimakasih "

Tangannya yang memiliki kumpulan buku-buku lain mengarah kearahku , tapi aku secepat mungkin menarik kembali tanganku . Perempuan itu kebingungan , tapi aku merasa malu jika membiarkan seorang perempuan kesusahan di depan mataku .

" Kenapa ? ... "

" Tidak apa-apa , biar aku bantu membawanya juga ... "

" Tidak , jangan-jangan ... , Biar aku saja "

Perempuan itu menolak dengan keras dan menggunakan wajah yang seperti tidak enak ketika diberikan bantuan .

Perempuan itu menggelengkan kepalanya . Rambut hitam panjangnya yang seperti buntut kuda bergoyang-goyang . Wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang nyata . Aku rasa , perempuan ini adalah orang yang takut salah .

" Tidak ... , Biar aku bantu juga . Apakah kau mau menjatuhkannya lagi ? ... "

Setelah mendengar jawabanku , perempuan itu menggerakkan kepalanya dan menatap mataku . Aku terkejut ketika melihat wajahnya . Entah kenapa , aku merasa seperti pernah melihatnya .

Itu .... , Siapa ya ? .

Aku tidak tahu .....

" Biar aku saja . Aku yakin ... , Aku tidak akan menjatuhkannya lagi , jadi kau tidak perlu repot-repot membantuku . "

Sepertinya dia menatap mataku untuk menunjukkan tekadnya . Aku kira , dia adalah orang yang pemalu ... , Tapi , aku tidak menyangka bahwa dia bisa menjadi orang yang tegas .

Aku bukan orang yang suka memaksa . Jadi , aku mengangguk dengan canggung dan memberikan kumpulan buku yang ada kedua tanganku kepadanya . Karena kami sudah ada didepan pintu perpustakaan , aku rasa dia tidak akan jatuh lagi karena tujuannya sudah dekat .

" Terimakasih karena sudah mencoba untuk membantuku . Tapi , ini adalah tugasku ... , Dan aku yang bertanggung jawab mengerjakannya "

" Tidak , tidak apa-apa . Aku mengerti apa yang kau katakan ... "

Perempuan ini adalah orang yang sangat bertanggung jawab ya ? . Mungkin , dia berusaha keras untuk menjadi orang yang bertanggung jawab . Tapi , hal ini bisa berbahaya untuk kedepannya .

Ketika perempuan ini terkena masalah . Dia akan berusaha keras untuk tidak meminta bantuan orang lain . Dia akan berpikir , bahwa masalah itu adalah tanggung jawabnya . Dia pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya sendiri .

" Tapi ... , Aku rasa , meminta bantuan sesekali juga tidak menjadi masalah "

Perempuan itu terkejut . Tapi dia lalu menggelengkan kepalanya dan tersenyum .

" Terimakasih atas nasihatnya . Aku Medusa ... Kalau kau ? "

Perkenalan ? ... Baiklah , mungkin dia akan cocok denganku . Aku juga tidak harus sendirian selamanya . Aku juga tidak harus memaksakan untuk menjauh dari orang-orang . Aku bukannya trauma dengan pertemanan yang tidak tulus , aku hanya belum menemukan orang yang cocok denganku .

" Aku ? ... " Aku tersenyum ... , Berharap kali ini akan berhasil . Mempunyai teman perempuan tidak buruk , mungkin kami akan menjadi jauh lebih dekat . Menjadi sepasang kekasih ? , Itu memungkinkan . Mungkin kami juga bisa menjadi sepasang suami istri dimasa depan . Karena nampaknya dia suka buku , dan aku juga menyukai buku . Mungkin kali ini , aku akan menemukan seseorang yang cocok denganku . Dan aku ... , Tentunya tidak akan melepaskan kesempatan ini . Aku juga terkadang kesepian ... , Dan aku mengakui itu .

Dengan begitu .... Aku untuk pertama kalinya di masa SMA , memberikan namaku kepada orang lain .

" Aku ... , Namaku Lucifer . "

Perempuan itu balas tersenyum , ia lalu berbicara lagi .

" Salam kenal Lucifer ... , Terimakasih untuk bantuannya "

" Salam kenal juga Medusa . Dan sama-sama ... "