Tapi Mila menggelengkan kepalanya. Dia memilih untuk menelungkupkan kembali wajahnya.
Cika, Salwa, dan Sinta pun menghela nafasnya. Mungkin Mila ingin sendiri. Toh nanti dia pun akan seperti biasanya lagi.
Salwa dan Sinta segera membalikkan badannya dan mulai melihat handphone mereka masing-masing. Sedangkan Mila tetap menyembunyikan kepalanya sedangkan Cika terus menatap ke arah Mila.
"Jangan terlalu dipikirin. Lu harus jadi orang yang bodo amat. Okee?" tanya Cika sembari mengusap rambut Mila.
"Jadi orang yang bodo amatan ya? Oke deh kalau gitu," balas Mila sembari mengangkat kembali kepalanya.
"Nah gitu bagus dong. Engga boleh sedih oke. Lagian mereka engga akan bisa ngapa-ngapain lu. Soalnya papahnya Sinta kan salah satu penyumbang terbesar di sekolah ini," ucap Cika.
"Oh ya. Kok gua baru tahu," seru Mila.
"Ya kan kita belum kasih tahu lu. Lagian baru gua aja yang tahu. Si Salwa belum tahu," balas Cika.