Setelah membunuh Azazel, Achi berjanji akan memberikan siksaan pada para prajuritnya. Bahkan, melebihi siksaan ketika menemui kematian itu sendiri. Dengan membiarkan mereka merasakan kesenangan, Achi membiarkan musuhnya melarikan diri."Apa permintaan yang Ayah inginkan?" tanya Achi, masih sibuk mengobati Paul. "Jika aku bisa melakukannya, aku pasti melaksanakan permintaan Ayah!"
Aarav menahan air matanya. Yana, Yuna, dan Sela, sudut mata mereka telah mengeluarkan air mata. Suasana haru menyelimuti tempat tersebut.
"Sebelum aku mengatakan permintaanku. Ada sesuatu yang ingin kukatakan!" ucap Paul dengan suara pelan. "Kau jangan menyalahkan Shylfiette!" Paul menyentuh pipi Achi.
"Apa yang Ayah katakan. Dia harus bertanggung jawab atas hal ini. Setidaknya, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!" ucap Achi dengan kemarahan.