Tanpa menunggu lama lagi, Aarav segera berlari begitu buas menuju tempat Erina dan Revan bersembunyi. Daun yang menghalangi segera dia singkirkan agar tahu seseorang yang ada di balik sana. Itulah yang sejak tadi dirasakan oleh Aarav, aura yang lebih kuat dari Revan dan hampir menyamai Erina.
"Aku tidak percaya dapat menemukannya secepat ini." Aarav menyunggingkan senyuman penuh kebahagiaan, dia menatap Erina dan Revan secara bergantian. "Apa karena hal ini kalian pergi begitu saja meninggalkan diriku di sana seorang diri?"
Erina dan Revan hanya berdiam diri tanpa suara, tetapi raut wajahnya seakan mengatakan hal yang janggal. Mereka meninggalkan Aarav bukan karena hal yang sederhana seperti itu.
Bola mata Aarav kembali sosok orang yang ada di balik dedaunan. Seorang pria dengan tubuh tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak pendek. Rambut berantakan dengan warna hitam pekat, serta sebuah tato bergambar elang pada dadanya.