Melihat gerakan aneh yang dilakukan Karl, tentu saja membuat imajinasi kedua prajurit melayang secara bersamaan. Gerakan maju mundur dengan ritme yang cepat, begitu juga dengan wajah yang menahan rasa yang tidak tahu apa.
"Maafkan kami karena telah mengganggu wakt anda dalam melakukan sesuatu!" ujar salah satu prajurit, merasa bersalah karena mengganggu Karl yang tengah indehoi bersama salah satu wanita.
Merasakan ada yang aneh dengan kedua prajurti di depannya, Karl sudah muak dengan semua itu. Akhirnya dia angkat bicara dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Bukan untuk membeberkan bahwa itu adalah Aslan, tetapi mengatakan suatu kebohongan yang tidak bisa dipercaya begitu saja.
"Apa yang kalian katakan sejak tadi! Anak ini hanya seorang anak yang gila. Sejak tadi dia menggigit bagian tubuhku, kenapa kalian berpikir sesuatu yang aneh seperti ini. Di mana letak otak kalian berada? Apa otak kalian ada pada lutut?" tanya Karl dengan nada sedikit kesal.