Mendengar seseorang memanggil namanya, Erina segera menghentikan seluruh gerakan yang sejak tadi dia lakukan. Jangan yang sibuk menggerakan kerah baju demi mendapatkan udara segar, segera diturunkan agar dapat memandang orang yang ada di belakang.
"Ada apa, Aarav? Bukankah ada sesuatu yang harus kau lakukan sekarang ini," tanya Erina seakan mengetahui apa yang telah direncanakan Aarav sejak tadi.
Bola mata yang sebelumnya menatap wajah Aarav, berbelok ke belakang secara perlahan. Hingga akhirnya, bola mata hitam menyeramkan tersebut berhenti di sebuah tempat yang dirasa cukup menggetarkan jiwa dan raga Aarav saat ini.
Bagaimana tidak, apa yang dipandang Erina saat ini adalah kepulan asap yang telah mengubur tubuh Revan. Apalagi dengan sebuah senyuman yang cukup mengganggu pemandangan, seolah merasa puas dengan segala hal yang sudah dia lakukan.