Sebuah ruangan yang hanya dipenuhi dengan kegelapan abadi, tanpa adanya setitik pun cahaya yang menerangi. Tiba-tiba saja terlihat dua bola mata berwarna putih terang muncul dari salah satu sudut ruangan tersebut.
Pupil mata berwarna putih dengan balutan cahaya merah di sekitar matanya, bergerak ke segala arah dengan kecepatan standart. Pergerakan tersebut seolah sedang menanti keadaan ruangan, dia seakan baru saja tiba di ruangan tersebut tanpa mengetahui apapun.
"Di mana ini?" Sebuah suara melengking yang begitu nyaring, tercipta di dalam ruangan hitam kelam. Suara yang begitu familiar terdengar, suara yang terasa lembut meskipun dapat menghancurkan gendang telinga. Suara seperti itu hanya dimiliki oleh Erina, seseorang yang sebelumnya tidak sadarkan diri bersama Aarav.